Kamis, 13 Maret 2008

TOKOH – TOKOH SOSIOLOGI KOMUNIKASI

TOKOH – TOKOH SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Ø Aliran Structural Fungsional
· AUGUSTU COMTE
A. Biografi
Augustu Comte lahir di Mountupiler, Prancis 19 januari 1798 (pickering, 1993;7). Orang tuanya berstatus menengah dan ayahnya kemudian menjadi pejabat lokal kantor pajak. Meski tergolong cepat menjadi mahasiswa, ia tak mendapat ijazah dari perguruan tinggi. Dalam setiap kelasnya di Ecole Polytecnique, Comte bersama seluruh kelasnya di keluarkan karena gagasan politiknya dan pemberontakan yang di lakukan. Pemecatan ini berpengaruh buruk terhadap karir akademik Comte. Tahun 1817 ia menjadi sekretaris (dan menjadi anak angkat) Saint Simon, filsuf yang 40 tahun yang lebih tua. Mereka bekerja bersama secara akrab selama beberapa tahun dan Comte menyatakan utang budinya kepada Saint-Simon;”aku secara intelektual sangat berhutang budi kepada Saint-Simon……ia memberikan dorongan sangat besar kepadaku dalam study filsafat yang memungkinkan diriku menciptakan pemikiran filsafatku sendiri dan yang akan aku ikuti tanpa ragu selama hidupku”(Durkheim,1928-1962;144).tetapi tahun 1824 keduanya bersengketa karena Comte yakin Saint-Simon menghapus namanya dari salah satu sumbangannya, Comte kemudian menyurati teman-temannya sambil menuduh Saint-Simon bersifat “katastropik”(pickering, 1993;223)dan melukiskan Saint-Simon sebagai “penyulap besar” (Durkheim1928/1962;240).Heilbord (1995) melukiskan Comte sebagai orang yang pendek(sekitar 5 kaki leih 2 inci), brmata agak juling dan sangat gelisah dalam pergaulan terutama di tengah lingkungan wanita, ia juga terasing dari pergaulan masyarakat. Fakta ini membantu menjelaskan mengapa Comte mengawini Caroline Massin, seorang pelacur miskin. Perkawinan berlangsung dari 1825 hingga 1841. kegelisahan pribadinya bertolak belakang dengan keyakinannya yang sangat besar terhadap kapasitas intelektual-nya dan keyakinan itu seolah-olah mencerminkan kepercayaan diri yang mantap.Comte terkenal mempunyai daya ingat yang luar biasa. Berkat daya ingatnya yang sepoerti fotografi itu ia mampu menceritakan kembali kat-kata yang tertulis di satu halaman buku yang hanya sekali saja di baca. Kemampuan berkonsentrasinya sedemikian rupa sehinggga ia mampu mengungkapkannya keseluruh isi sebuah buku yang akan ditulisnya tanpa harus menulusnya. Kuliahnya seluruhnya di sajikan tanpa berbekal catatan. Bila ia duduk untuk menulus buku, ia menulisakan segala yang ia ingat.(Schweber,1991;134)Tahun 1826 Comte membuat sebuah catatan-catatan yang kemudian menjadi bahan kuliah (ceramah) umum sebanyak tujuh puluh dua kali tentang pemikiran filsafatanya.Ceramahnya itu di lakukan di rumahnya sendiri.Kuliahnya itu menarik minat kalangan orang terpandang. Tetapi setelah berjalan tiga kali, kuliah Comte terhenti karena mengalami gangguan syaraf . sejak saat itu ia terus terserang gangguan mental dan suatu ketika di tahun 1827 ia mencoba bunuh diri dengan mencebur ke sungai Saine, untungnya ia selamat.Meski ia tak mendapatkan jabatan resmi di Ecole Polytecnique, ia di berijabatan kecil sebagai asisten dosen pada 1832. tahun 1837 ia di beri pekerjaan tambahan , hak untuk menguji, dan jabatan ini untuk pertama kali yang memberikannya penghasilannya yang memadai (hingga waktu itu secara ekonomis ia sering tergantung pada bantuan keluarganya). Selama periode ini Comte berkonsentrasi menulis 6 jilid buku yang membuatnya sangat terkenal , berjudul cour de philosophie positif, yang akhirnya di terbitkan secara utuh pada 1842 (jilid pertama telah di terbitkan tahun 1830), dalam karya ini Comte melukiskan pemikiran filsafatnya bahwa sosiologi adalah ultimate science. Ia pun menyerang ecole polytechnique dan akibatnya, pada tahun 1844 jabatan asisten dosennya tak di perpanjang. Sekitar tahun 1851 ia menyelesaikan 5 jilid karyanya yang berjudul sysiteme de politicqeu positif, yang mengandung pemikiran lebih praktis dan menawarkan rencana besar untuk mereorganisasi masyarakat.Heilbron menyatakan bahwa gangguan mental besar dalam kehidupan Comte terjadi pada tahun 1838, dan itulah yang membuat kemudian putus asa karena membayangkan ada orang yang secara serius hendak merampas karyanya tentang ilmu pengetahuan umunya dan sosiologi khususnya, ini pula yang menyebapkaanya mengalami gangguan otak, yakni Comte mulai tak membaca karya orang lain. Akibatnya, ia tak dapat mengikuti perkembangan intelektual terakhir. Baru sesudah tahun 1838 ia mulai membangun gagasan aneh tentang reformasi sosial yang menemukan pengungkapan dalam Systeme de politique positive. Comte menghanyalkan dirinya sebagai pendeta agama baru kemanusiaan. Ia yakin bahwa kehidupan di dunia ini akhirnya dipimpin oleh pendeta sosiologi (Comte sangat di pengaruhi oleh latar belakang agama katolik). Yang sangat menarik, meski gagasannya itu keterlaluan, Comte akhirnya mendpat sejumlah besar pengikut di prancis dan di beberapa negara lain. Comte meninggal 5 september 1857.
B. Kehidupan
Comte lahir di Montpellier, sebuah kota kecil di bagian barat daya dari negara Perancis. Setelah bersekolah disana, ia melanjutkan pendidikannya di
Politeknik École di Paris. Politeknik École saat itu terkenal dengan kesetiaannya kepada idealis republikanisme dan filosofi proses. Pada tahun 1818, politeknik tersebut ditutup untuk direorganisasi. Comte pun meninggalkan École dan melanjutkan pendidikannya di sekolah kedokteran di Montpellier.
Tak lama kemudian, ia melihat sebuah perbedaan yang mencolok antara agama
Katolik yang ia anut dengan pemikiran keluarga monarki yang berkuasa sehingga ia terpaksa meninggalkan Paris. Kemudian pada bulan Agustus 1817 dia menjadi murid sekaligus sekertaris dari Claude Henri de Rouvroy, Comte de Saint-Simon, yang kemudian membawa Comte masuk ke dalam lingkungan intelek. Pada tahun 1824, Comte meninggalkan Saint-Simon karena lagi-lagi ia merasa ada ketidakcocokan dalam hubungannya.
Saat itu, Comte mengetahui apa yang ia harus lakukan selanjutnya: meneliti tentang filosofi
positivisme. Rencananya ini kemudian dipublikasikan dengan nama Plan de travaux scientifiques nécessaires pour réorganiser la société (1822) (Indonesia: Rencana studi ilmiah untuk pengaturan kembali masyarakat). Tetapi ia gagal mendapatkan posisi akademis sehingga menghambat penelitiannya. Kehidupan dan penelitiannya kemudian mulai bergantung pada sponsor dan bantuan finansial dari beberapa temannya.
Ia kemudian menikahi seorang
wanita bernama Caroline Massin. Comte dikenal arogan, kejam dan mudah marah sehingga [rujukan?] pada tahun 1826 dia dibawa ke sebuah rumahsakit mental, tetapi ia kabur sebelum sembuh. kemudian--setelah kondisinya distabilkan oleh Massin--ia mengerjakan kembali apa yang dulu direncanakannya. Namun sayangnya, ia bercerai dengan Massin pada tahun 1842 karena alasan yang belum diketahui. Saat-saat diantara pengerjaan kembali rencananya sampai pada perceraiannya, ia mempublikasikan bukunya yang berjudul Cours.
Pada tahun 1844, Comte menjalin kasih dengan
Clotilde de Vaux, dalam hubungan yang tetap platonis. Setelah Clotilde wafat, kisah cinta ini menjadi quasi-religius. Tak lama setelahnya, Comte, yang merasa dirinya adalah seorang penemu sekaligus seorang nabi dari "agama kemanusiaan" (religion of humanity), menerbitkan bukunya yang berjudul Système de politique positive (1851 - 1854).
Dia wafat di
Paris pada tanggal 5 September 1857 dan dimakamkan di Cimetière du Père Lachaise.
C. Peninggalan
Motto Ordem e Progresso ("Order and Progress") yang tertulis pada
bendera Brazil terinspirasi dari motto postivisme August Comte: L'amour pour principe et l'ordre pour base; le progrès pour but ("Cinta sebagai sebuah prinsip dan perintah sebagai basisnya; proses sebagai tujuannya"). Kata-kata tersebut dijadikan motto karena berdasarkan fakta, orang-orang yang melakukan kudeta militer yang kemudian menjatuhkan monarki dan memproklamasikan Brazil sebagai republik adalah para pengikut pemikiran Comte.
Comte melihat satu hukum universal dalam semua ilmu pengetahuan yang kemudian ia sebut sebagai 'hukum tiga fase'. Melalui hukumnya ia mulai dikenal di seluruh wilayah berbahasa Inggris (English-speaking world); menurutnya, masyarakat berkembang melalui tiga fase: Teologi, Metafisika, dan tahap positif (atau sering juga disebut "tahap ilmiah").
Fase Teologi dilihat dari prespektif abad ke-19 sebagai permulaan abad pencerahan, dimana kedudukan seorang manusia dalam masyarakat dan pembatasan norma dan nilai manusia didapatkan didasari pada perintah Tuhan. Meskipun memiliki sebutan yang sama, fase Metafisika Comte sangat berbeda dengan teori Metafisika yang dikemukakan oleh Aristoteles atau ilmuwan Yunani kuno lainnya; pemikiran Comte berakar pada permasalahan
masyarakat Perancis pasca-revolusi Perancis.
D. Riwayat hidup
Dilahirkan di
Montpellier, dan selepas menamatkan persekolahannya di sana, Comte diterima untuk belajar di École Polytechnique, Paris. Politeknik itu merupakan tempat yang menegakkan idea dan kemajuan republik Perancis. Pada tahun 1816, École ditutup untuk penyusunan semula. Bagaimanapun, pelajar boleh memohon untuk kemasukan semula pada tarikh lain. Dengan itu, Comte terpaksa meninggalkan École dan meneruskan pengajiannya di sekolah perubatan di Montpellier. Apabila École dibuka semula, beliau tidak cuba memohon masuk kembali.
Akhirnya Comte mendapati perbezaan antara
Katolik dan keluarga diraja dan menuju ke Paris sekali lagi, bekerja sambilan untuk mendapatkan wang. Kemudian beliau menjadi penuntut setiausaha kepada Claude Henri de Rouvroy, Comte de Saint-Simon, yang memperkenalkan Comte ke dalam golongan cendikiawan. Pada tahun 1824, Comte meninggalkan Saint-Simon, sekali lagi kerana perbezaan yang tidak dapat diselesaikan.
Comte sekarang mempunyai matlamat yang ingin diselesaikannya: melengkapkan falsafah
positivisme. Rancangan ini beliau terbitkan sebagai Plan de traveaux scientifiques nécessaires pour réorganiser la société (1822). Tetapi beliau gagal mendapatkan jawatan pengajar. Kehidupan sehariannya bergantung kepada penaja dan bantuan kewangan dari rakan-rakannya.
Comte mengahwini Caroline Massin, tetapi bercerai pada
1842. Comte dikenali sebagai seorang yang angkuh, ganas dan yang mengalami delusi. Pada tahun 1826, beliau dimasukkan ke dalam rumah sakit otak, tetapi keluar tanpa disembuhkan — hanya distabilkan oleh ubat Massin — agar beliau dapat menyambung kerjanya. Antara tempoh ini dengan perceraiannya, beliau menerbitkan enam jilid hasil penulisannya Cours.
Dari tahun
1844, Comte menjalin persahabatan dengan Clotilde de Vaux yang bersifat platonik. Selepas kematian Clotilde pada tahun 1846, cinta ini menjadi separuh keagamaan, dan Comte melihat dirinya sebagai pengasas dan nabi agama kemanusiaan yang baru. Beliau menerbitkan empat jilid Système de politique positive (1851 - 1854).
Comte meninggal di Paris dan dikebumikan di Cimetière du
Père Lachaise yang termasyhur.
E. Pusaka
Comte terlihat sebuah hukum sejagat yang wujud di kesemua bidang
sains dan menggelarkannya sebagai 'hukum tiga fasa'. Adalah dengan kenyataan berikut yang beliau amat dikenali di dunia penuturan bahasa Inggeris:
"bahawa masyakarat melalui tiga fasa:
Teologi, Metafizik dan Sains. Beliau juga memberikan nama "Positif" kepada yang terakhir itu kerana konotasi makna yang berbilang untuk perkataan itu".
Fasa teologi diperlihatkan dari sudut pandangan
Perancis abad ke-19 sebagai mendahului Zaman Kesedaran di mana kedudukan manusia dalam masyakarat dan sekatan masyarakat yang dikenakan pada manusia adalah berdasarkan Tuhan. Fasa "Metafizik" tidak kena mengena dengan Metafizik Aristotle ataupun ahli falsafah Yunani yang lain. Bagi Comte, Metafiziknya berakar umbi pada masalah-masalah masyarakat Perancis selepas revolusi pada 1789. Fasa Metafizik ini mengemukakan alasan yang kuat untuk menempatkan hak asasi sejagat di atas kuasa mana-mana satu raja manusia. Bagaimanpun, hak asasi tersebut tidak dirujukkan kepada Tuhan, kecuali secara metafora sahaja.
Apa yang dimaksudkannya dengan fasa Sains, yang berlangsung selepas kegagalan revolusi dan
Napooleon, adalah bahawa manusia dapat mencari penyelesaian untuk masalah-masalah sosial tanpa merujuk kepada Tuhan. Pada hal ini, beliau serupa dengan Karl Marx dan Jeremy Bentham. Sewaktu itu, gagasan fasa Sains ini dianggapi mutakhir, walaupun dari sudut pandangan kemudian, ia terlalu dipengaruhi oleh fizik klasik dan sejarah akademik.
F. Karya
1. The scientific laborsnecessary for the reorganization of society ( 1822 )
2. The positive philosophy ( 6 jilid 1830 – 1840 )
3. Subjective synthesis ( 1820 – 1903 )

· EMILE DURKHEIM

A.BiografiEmile Durkheim lahir di epinal, prancis 15 April 1858, ia keturunan pendeta yahudi dan ia sendiri belajar untuk belajar jadi pendeta (rabbi). Tetapi ketika umur 10 tahun ia menolak menjadi pendeta sejak itu perhatiannya terhadap agama lebih bersifat akademik ketimbang teologis (Mastrovic, 1998). Ia bukan hanaya kecewa terhadap pendidikan agama, tetapi juga pendidikan pada umumnya dan banyak memberikan perhatian pada maslaah kesustraan dan estetika. Ia juga menbdalami metode ilmiah dan prinsip moral yang di perlukan untuk memahami kehidup sosial, ia menolak tradisional dalam filsafat dan berupaya mendapat pendidikan ilmiah yang dapat di sumbangkan untuk pedoman masyarakat. Meski ia tertarik pada sosiologi ilmiah tetapi waktu itu belum ada bidang studi sosiologi sehingga antara 1882-1887 ia mengajar filsafat di sejumlah sekolah di paris.Hasratnya terhadap ilmu makinn besar kaiatannya dalam perjalannya ke jerman ia berkenalan dengan psikologi ilmiah yang di rintis oleh Wilhelm Wundt (Durkhaime 1993/1887) beberapa tahun sesudah kunjungannya ke jerman, Durkhaime menerbitkan sejumlah buku di antaranya adlah tentang pengalaman selama di jerman (R.jones.1994). penerbitan bukunya itu membantu Durkhaime mendapat jabatan di jurusan filsafat Universitas Bordeaux tahun 1887. disinilah Durkaime pertama kali memberikan kuliah ilmu sosial di Universitas Prancis. Ini adalah sebuah prestasi istimewa karena hanya berjarak satu dekade sebelum kehebohan meledak di Universitas Prancis karena nama Auguste Comte muncul dalam disertasi seorang mahasiswa. Tanggung jawab Durkhaime adalah mengajarkan padagogik di sekolah pengajar dan kuliah terpenting adalah bidang pendidikan moral. Tujuan interaksional umum mata kuliahnya adalah mengkomunikasiskan sistem moral kepada para pengajar yang di harapkan kemudian akan di teruskan kepad anak-anak muda dalam rabngka membantu menanggulangi kemerosotan moral yang di lihatnya terjadi di tengah masyarakat prancis.Tahun-tahun berikutnya di tandai oleh serentetan kesuksesan pribadi. Tahun 1893 ia menerbitkan tesis Doktornya, The Devisien of labor in society dalam bahasa perancis dan tesisnya tentang Montesque dalam bahasa latin (W.Miller, 1993). Buku metodologi utama, the Rule of sosiological method , terbit tahun 1899 di ikuti (tahun 1897) oleh hasil penelitian empiris bukunya itu dalam dalam studi tentang bunuh diri, sekitar tahun 1896 ia menjadi profeesor penuh di Universitas Bordeaux. Tahun 1902 ia mendapat kehormatan mengajar di Universitas di Prancis yang terkenal, Sorbonne, dan tahun 1906 ia menjadi profesor ilmu pendidikan dan pada tahun 1913 titel ini diubah menjadi profesor ilmu pendidikan dan sosiologi. Karyanya yang sangat terkenal lainnya, the elementary forms of religious life, di terbitkan pada 1912.Kini Durkhaime sering dianggap menganut pemikiran politik konservatif dan pengaruhnya dalam kajian sosiologi jelas bersifat konservatif pula. Tetapi di masa hidupnya ia dianggap berpikirtan libberal dan ini di tunjukkan oleh peran publik aktif yang di mainkan dalam membela Alfred Dreyfus, seorang kapten tentara yahudi yang di jatuhi hukuman mati karena penghianatan yang oleh banyak orang di rasakan bermotif anti-yahudi.Durkhaime merasa sangt terluka oleh kasus Dreyfus itu, terutama oleh pandangan anti-yahudi yang melatar belakangi pengadilan. Namun Durkhaime tidak mengaitkan pandangan anti-yahudi ini dengan rasialisme di kalangan rakyat perancis. Secara luas ia melihatnya sebagai gejala penyakit moral yang di hadapi masyarakat perancis sebagai keseluruhan (Birnbaum dan todd, 1995). Ia berkataBila masyarakat mengalami penderitaan, maka perlu menemukan seseorang yang dapat dinggap bertanggung jawab atas penderitaannya itu. Orang itu dapat di jadikan sasaran balas dendam kemalangan itu, dan orang yang menentang pendapat umum yang diskriminatif, biasanya akan di tunjukkan sebagai kambing hitam yang akan di jadikan korban, yang menyakinkan saya dalam penafsiran ini adalah cara-cara masyarakat menyambut hasil pengadilan Dreyfus1894.keriangan meluap di jalan raya, rakyat merayakan kemenangan atas apa yang dianggap sebagai penyebap penderitaan umum,sekurang-kurangnya mereka tahu siapa yang harus di salahkan atas kesulitan ekonomi dan kebejatan moral yang terjadi dalam masyarakat mereka; kesusahan itu berasal dari yahudi, melalui fakta ini juga segala sesuatu telah di lihat menjadi bertambah baik dan rakyat merasa terhibur.(lukes, 1972:345).Perhatian Durkhaime terhadap perkara Dreyfus berasal dari perhatiannya yang mendalam seumur hidupnya terhadap morallitas dan krisis moral yang di hadapi masyarakat modern. Menurut Durkhaime, jawaban atas perkawa Dreyfus dan krisis moral seperti itu terletak di akhir kekacauaan moral dalam masyarakat. Karena perbaikan moral itu tidak dapat di lakukan secara cepat dan mudah, Durkhaime yang menyarankan tindakan yang lebih khusus, seperti menindak tegas orang yang mengobarkan rasa benci terhadap orang lain dan pemerintah harus berupaya menunjukkan kepada publik bahwa menyebarkan rasa kebencian itu adalah perbuatan menyesatkan dan terkutuk. Ia mendesak rakyat agar :“mempunyai keberanian untuk secara lantang menyatakan apa yang mereka pikirkan dan bersatu untuk mencapai kemenangan dalam perjuangan menentang kegilaan publik”(Lukes, 1972;347)Tetapi minat Durlhaime terhadap sosialisme juga di jadikan bukti bahwa ia menentang pemikiran yang menganggapnya seorang konservatif , meski jenis pemikiran sosialismenya sangat berbeda dengan pemikiran Marx dan pengikutnya. Durkhaime sebenarnya menamakan Marxisme sebagai”seperangkat hipotesis yang dapat di bantah dan ketinggalan zaman”(Lukes, 1972;323). Menurut Durkhaime, sosialisme mencerminkan gerakan yang diarahkan pada pembaruan moral masyarakat melalui moralitas ilmiah dan ia tidak tertaraik pada metode politik jangka pendek atau pada aspek ekonomi dari sosialis. Ia tak melihat proletariat sebagai penyelamat masyarakat dan ia sangat menentang agitasi atau tindak kekerasan. Menurut Durkhaime, sosialisme sangat berbeda dari apa yang biasanya kita pikirkan sebagai sosialisme. Bag Durkhaime, sosialisme mencerminkan sebuah sistem di mana di dalamnya prinsip moral di temukan memlalui prinsip sosiologis ilmiah di tempat prinsip moral itu di terapkan.Durkhaime berpengaruh besar dalam pembangunan sosiologi, tetapi pengaruhnya tidak hanya terbatas di bidang sosiologi saja. Sebagian besar pengaruhnya terhadap bidang lain tersalur melalui jurnal L’annee sociologique yang didirikan tahun 1898. sebuah lingkaran iltelektual muncul sekeliling jurnal itu dan Durkhaime berada di pusatnya. Melalui jurnal itu, Durkhaime dan gagasannya mempengaruhi berbagai bidang seperti antropologi, sejarah, bahasa dan psikologi – yang agak ironis, mengingat serangannya terhadap bidang psikologisDurkhaime meninggal pada 15 November 1917 sebagai seorang tokoh intelektual Prancis tersohor. Tetapi, karya Durkhaime mulai memengaruhi sosiologi Amerika dua puluh tahun sesudah kematiannya, yakni setelah terbitnya The Structure Of Social Action (1937) karya talcot Parson

B. Teori dan gagasan
Perhatian Durkheim yang utama adalah bagaimana masyarakat dapat mempertahankan integritas dan koherensinya di masa modern, ketika hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak ada lagi. Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan
ilmiah pertama terhadap fenomena sosial. Bersama Herbert Spencer Durkheim adalah salah satu orang pertama yang menjelaskan keberadaan dan sifat berbagai bagian dari masyarakat dengan mengacu kepada fungsi yang mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan dan keseimbangan masyarakat – suatu posisi yang kelak dikenal sebagai fungsionalisme.
Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih daripada sekadar jumlah dari seluruh bagiannya. Jadi berbeda dengan rekan sezamannya,
Max Weber, ia memusatkan perhatian bukan kepada apa yang memotivasi tindakan-tindakan dari setiap pribadi (individualisme metodologis), melainkan lebih kepada penelitian terhadap "fakta-fakta sosial", istilah yang diciptakannya untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan sendirinya dan yang tidak terikat kepada tindakan individu. Ia berpendapat bahwa fakta sosial mempunyai keberadaan yang independen yang lebih besar dan lebih objektif daripada tindakan-tindakan individu yang membentuk masyarakat dan hanya dapat dijelaskan melalui fakta-fakta sosial lainnya daripada, misalnya, melalui adaptasi masyarakat terhadap iklim atau situasi ekologis tertentu.
Dalam bukunya “Pembagian Kerja dalam Masyarakat” (
1893), Durkheim meneliti bagaimana tatanan sosial dipertahankan dalam berbagai bentuk masyarakat. Ia memusatkan perhatian pada pembagian kerja, dan meneliti bagaimana hal itu berbeda dalam masyarakat tradisional dan masyarakat modern[1]. Para penulis sebelum dia seperti Herbert Spencer dan Ferdinand Toennies berpendapat bahwa masyarakat berevolusi mirip dengan organisme hidup, bergerak dari sebuah keadaan yang sederhana kepada yang lebih kompleks yang mirip dengan cara kerja mesin-mesin yang rumit. Durkheim membalikkan rumusan ini, sambil menambahkan teorinya kepada kumpulan teori yang terus berkembang mengenai kemajuan sosial, evolusionisme sosial, dan darwinisme sosial. Ia berpendapat bahwa masyarakat-masyarakat tradisional bersifat ‘mekanis’ dan dipersatukan oleh kenyataan bahwa setiap orang lebih kurang sama, dan karenanya mempunyai banyak kesamaan di antara sesamanya. Dalam masyarakat tradisional, kata Durkheim, kesadaran kolektif sepenuhnya mencakup kesadaran individual – norma-norma sosial kuat dan perilaku sosial diatur dengan rapi.
Dalam masyarakat modern, demikian pendapatnya, pembagian kerja yang sangat kompleks menghasilkan
solidaritas 'organik'. Spesialisasi yang berbeda-beda dalam bidang pekerjaan dan peranan sosial menciptakan ketergantungan yang mengikat orang kepada sesamanya, karena mereka tidak lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri. Dalam masyarakat yang ‘mekanis’, misalnya, para petani gurem hidup dalam masyarakat yang swa-sembada dan terjalin bersama oleh warisan bersama dan pekerjaan yang sama. Dalam masyarakat modern yang 'organik', para pekerja memperoleh gaji dan harus mengandalkan orang lain yang mengkhususkan diri dalam produk-produk tertentu (bahan makanan, pakaian, dll) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akibat dari pembagian kerja yang semakin rumit ini, demikian Durkheim, ialah bahwa kesadaran individual berkembang dalam cara yang berbeda dari kesadaran kolektif – seringkali malah berbenturan dengan kesadaran kolektif.
Durkheim menghubungkan jenis solidaritas pada suatu masyarakat tertentu dengan dominasi dari suatu
sistem hukum. Ia menemukan bahwa masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis hokum seringkali bersifat represif: pelaku suatu kejahatan atau perilaku menyimpang akan terkena hukuman, dan hal itu akan membalas kesadaran kolektif yang dilanggar oleh kejahatan itu; hukuman itu bertindak lebih untuk mempertahankan keutuhan kesadaran. Sebaliknya, dalam masyarakat yang memiliki solidaritas organic, hukum bersifat restitutif: ia bertujuan bukan untuk menghukum melainkan untuk memulihkan aktivitas normal dari suatu masyarakat yang kompleks.
Jadi, perubahan masyarakat yang cepat karena semakin meningkatnya pembagian kerja menghasilkan suatu kebingungan tentang norma dan semakin meningkatnya sifat yang tidak pribadi dalam kehidupan sosial, yang akhirnya mengakibatkan runtuhnya
norma-norma sosial yang mengatur perilaku. Durkheim menamai keadaan ini anomie. Dari keadaan anomie muncullah segala bentuk perilaku menyimpang, dan yang paling menonjol adalah bunuh diri.
Durkheim belakangan mengembangkan konsep tentang anomie dalam "Bunuh Diri", yang diterbitkannya pada
1897. Dalam bukunya ini, ia meneliti berbagai tingkat bunuh diri di antara orang-orang Protestan dan Katolik, dan menjelaskan bahwa kontrol sosial yang lebih tinggi di antara orang Katolik menghasilkan tingkat bunuh diri yang lebih rendah. Menurut Durkheim, orang mempunyai suatu tingkat keterikatan tertentu terhadap kelompok-kelompok mereka, yang disebutnya integrasi sosial. Tingkat integrasi sosial yang secara abnormal tinggi atau rendah dapat menghasilkan bertambahnya tingkat bunuh diri: tingkat yang rendah menghasilkan hal ini karena rendahnya integrasi sosial menghasilkan masyarakat yang tidak terorganisasi, menyebabkan orang melakukan bunuh diri sebagai upaya terakhir, sementara tingkat yang tinggi menyebabkan orang bunuh diri agar mereka tidak menjadi beban bagi masyarakat. Menurut Durkheim, masyarakat Katolik mempunyai tingkat integrasi yang normal, sementara masyarakat Protestan mempunyai tingat yang rendah. Karya ini telah mempengaruhi para penganjur teori kontrol, dan seringkali disebut sebagai studi sosiologis yang klasik.
Akhirnya, Durkheim diingat orang karena karyanya tentang masyarakat 'primitif' (artinya, non Barat) dalam buku-bukunya seperti "Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan Agama" (
1912) dan esainya "Klasifikasi Primitif" yang ditulisnya bersama Marcel Mauss. Kedua karya ini meneliti peranan yang dimainkan oleh agama dan mitologi dalam membentuk pandangan dunia dan kepribadian manusia dalam masyarakat-masyarakat yang sangat 'mekanis' (meminjam ungkapan Durkheim)
C. Karya
1. The social division of labor ( 1893 )
2. The rules of sociological method ( 1895 )
3. The elementary form of religious life ( 1912 )
· TALCOTT PARSON
A.BiografiParson lahir tahun 1902 di Colorado Spring, Colorado. Ia berasal dari latar belakang religius dan intelektual. Ayahnya seorang pendeta, profesor dan kemudian menjadi rektor sebuah perguruan tinggi kecil. Parson mendapat gelar sarjana muda dari Universitas Amherst tahun 1924 dan menyiapkan disertasinya di London School of Economics. Di tahun berikutnya ia pindah ke Heidelberg Jerman.Max Weber lama berkarier di Heidelberg dann meski ia meninggal 5 tahun sebelum kedatangan Parson, pengeruh Weber tetap bertahan jandanya terus menyelenggarakan diskusi ilmiah dirumahnya dan Parson menghadirinya. Parson sangat di pengaruhi karya Weber dan akhirnys menulis disertasi di Heidelberg, yang sebagian menjelaskan karya Weber.Parson mengajar di Harvad pada 1927 dan meski berganti jurusan beberapa kali, ia tetap di Harvad hingga akhir hanyatnya tahun 1979. kemajuan karirnya tidak begitu cepat, ia tidak mendapatkan jabatan profesor hingga tahun 1939. dua tahun selanjutnya ia menerbitkan The Structure of Social Actions , sebuah buku yang tak hanya memperkenalkan pemikiran sosiologi utama seperti Weber kepada sejumlah sosiolog, tetapi juga meletakkan landasan bagi teori yang dikembangkan Parson sendiri.Sesudah itu karier akademisi Parson maju pesat. Dia menjadi ketua jurusan sosiologi di harvad pada tahun 1944 dan dua tahun kemudian mendirikan departemen hubungan sosial, yang tak hanya memasukkan sosiologi tetapi juga sarjana ilmu sosial lainnya. Tahun 1949, ia terpilih menjadi presiden the American Sociological Asosiation. Tahun 1950 – an dan menjelang tahun 1960 – an, dengan di terbitkan buku seperti the social system (1951) Parson menjadi tokoh dominan dalam sosiologi America.Tetapi, di akhir 1960 – an Parson mendapat serangan dari sayap radikal Sosiologi Amerika yang baru muncul. Parson di nilai berpandangan berpolitik konservatif dan teorinya di anggap sebagai konservatif dan tidak lebih dari sebuah skema kategorosasi yang rumit. Tetapi, tahun 1980 – an timbul kembali perhatian terhadap teori parson, tak hanya di Amerika Serikat tetapi seluruh dunia (Alexander, 1982;83, Buxtok, 1985;Camic, 1990;Holton dn Turner, 1986;Sciulli dan Gerstein, 1985)Harton dan Tuner mungkin terlalu berlebihan ketika mengatakan bahwa “karya Parson mencerminkan sumbangan yang lebih berpengaruh terhadap teori sosiologi ketimbang Marx, Weber, Durkhaime, atau pengikut mereka masa kini sekalipun”(1986;13).pemikiran Parson tidak hanya mempengaruhi pemikiran konservatif, tetapi juga teoritis neo – marxian, tentunya Jurgen Hebermas.Setelah kematian Parson sejumlah bekas mahasiswanya, semuanya sosiolog yang sangat terkenal, merenungkan arti penting teorinyamaupun penciptaan teori itu sendiri. Dalam renungan mereka, para sosiolog ini mengemukakan pengertian menarik tentang Parson dan karyanya. Beberapa pandangan selintas mengenai Parson yang di reproduksi di sini bukan di maksudkan untuk membuat gambaran yang masuk akal, tetapi di maksidkan untuk mengemukakan pandangan selintas yang provokatif mengenai parson dan karya karyanya.Robert Merton adalah salah seorang mahasiswanya ketika Parson baru saja mulai mengajar di Harvad. Merton yang menjadi teoritis terkenal karena teori ciptaannya sendiri, menjelaskan bahwa mahasiswa pascasarjana yang datang ke Harvad di tahun tahun itu bukan kehendak belajar dengan Parson, tetai dengan Sorokin, anggota senior jurusan sosiologi yang telah menjadi musuh utama Parsons (Zafirovski, 2001)Generasi mahasiswa pascasarjana yang paling awal datang ke Harvad, dan tak seorang pun yang ingin belajar dengan parson. Mereka tak mungkin berbuat demikian selain kareasna alasan paling sederhana: pada 1931 ia belum di kenal publik apalagi sebagai seorang sosiolog. Meski kami mahasiswa yang belajar dengan Sorokin yang masyhur, sehingga dari kami diharuskan bekerja dengan Parson yang tak terkenal itu.(Merton,1980-69).Celaan Merton tentang kuliah pertama Parson dalam teori, juga menarik, terutama karena materi yang disajikan adalah basis unrtuk salah satu buku teori paling berpengaruhdalam sejarah sosiologi:Lama sebelum Parson menjadi salah seorang tokoh tua terkenaldi dunia sosiologi, bagi kami mahasiswa angkatan paling awal, dia adalah seorang pemuda yang sudah tua. Kemasyurannyaberawal dari kuliah pertamanya dalam teori yang keudian menjadi inti karya besarnya The Structure of Social Action, yang tidak terbih hingga lima tahun setelah publikasi lisan di kelas.( Merton,1980-70).Meski tak semua orang sependapat dengan penilaiaan positif Merton tentang Parson , mereka akan mengakui penilaian berikut.Kematian Parson menandai berakhirnya suatu era dalam sosiologi. Ketika (suatu era baru)di mulai. Era itu akan di bentengi oleh tradisi besar pemikiran sosiologi yang ia tinggalkan untuk kita(Merton,1980-71)

B. Karya
1. The social system ( 1951 )

ROBERT.K.MERTONA.Biografi Mudah mengidentifikasikan guru – guru utama saya, baiak yang dekat maupun yang jauh. Mereka adlah P.A Sorokin, yang mengarahkan saya ke pemikiran sosial eropa dan dengannyalah saya tak pernah putus hubungan meski saya tidak dapat mengikutinya dalam penelitian yang dilakukannya sejak akhir 1930 – an; kemudian Talcott Parson yang lebih muda, yang pemikirannya berpuncak kepada karnya besarnya; Structure of Social Action; ahli biokimia dan sosiolog, L.J Landerson, yang mengajari saya tentang disiplin investigasi ide – ide yang menarik; sejarahwan - ekonom E.F Gay, yang mengajari saya tentang pembangunan ekonomi sebagai sesuatu yang dapat di rekonstruksikan dari arsip; dan dekan ilmu sejarah sains, George Sarton, yang mengizinkan saya bekerja di bawah bimbingannya selama beberapa tahun di bengkel kerjanya yang sangat terkenal di Widener Library of Harvad. Selain guru – guru langsung tersebut saya juga banyak belajar dari dua sosiolog terkemuka:Emile Durkhaim dan Georg Simmel, yang hanya bisa mengajari saya melalui karya – karya peninggalan mereka, dan dari humanis yang sensitifsecara sosiologis, Gilbert Murray. Selama periode hidup saya, saya benyak belajar dari rekan saya, Paul F. Lazarfeld, yang mungkin tak tahu berapa banyak yang diajarkannya kepada saya selama perbincangan dan kerja sama selama lebih dari sepertiga abad.Menengok kembali kepada karya – karya saya, saya menemukan lebih banyak pola di dalamnya. Sejak awal karya saya, setelah digembleng bertahun - tahun sebagai mahasiswa, saya bertekat untuk mengikuti minat intelektual saya yang terus berkembang. Saya memilih mengadopsi praktik guru tak langsung saya, Durkhaime, ketimbang mengadopsi guru dekat saya, Sarton. Durkhaime berualang kali mengubah subjek yang di pilh untuk di teliti. Dimulai dengan studid divisi sosial tenaga kerjanya, dia memeriksa metode penelitian sosiologi dan kemudian beralih ke subjek bunuh diri, agama, pendidikan moran, dan sosialisme, semuanya sambil mengembangkan orientasi intelektual yang menurutnya dapat secara efektif dapat di kembangkan dengan membahas berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat. Sarto membahas dengan cara yang berbeda:pada masa – masa awal sebagai sarjana, ia melakukan program riset dalam sejarah sains yang berpuncak pada karya monumentalnya, Introductions [sic] to The Historyof Sciener(yang memuat kisah sampai akhir abad 14)Yang pertama dari pola – pola ini tampaknya lebih cocok bagi saya. Saya ingin dan masih ingin memajukan teori sosiologi dari struktur sosial dan perubahan kultur yang akan membantu kita memahami bagaimana institusi sosial dan karakter kehidupan dalam masyarakat bisa muncul sebagaimana terlihat sekarang. Perhatian pada sosiologi teoritis ini membuat saya menghindari spesialisasi subjek yang telah lazim dalam sosiologi (dan menurut hemat saya adlah benar), sebagaimana dalam disiplin lainnya yang sedang berkembang. Untuk tujuan saya, studi tentang bermacam – macam subjek sosiologi adalah esensial.Dalam variasi ini hanya ada satu bidang spesialisasi – sosiologi ilmu pengetahuan yang terus menerus menarik perhatian saya. Sepanjang 1930 – an saya mengabdikan diri sepenuhnya untuk konteks sosial dari sains dan teknologi, khususnya di inggris abad 17, dan berfokus pada konsekuensiyang tidak di antisipasi dari aksi sosial purposif. Saat minat teoritis saya meluas, sepanjang dan sesudah tahun 19404 – an saya mengkaji sumber – sumber sosial dari prilaku yang menyimpang, kerja birokrasi, persesuaian masa, dan komunikasi masyaraka t modern yang kompleks, serta peran intelektual, baik di dalam maupun di luar birokrasi. Pada tahun 1950 – an saya memusatkan perhatian pada pengembangan teori sosiologi tentang unit dasar dari struktur sosial: peran serta status dan model peran yang di pilih orang untuk ditiru dan sebagai sumber nilai sumber yang di adopsi sebagai basis untuk penilaiaan diri (ini kemudian di sebut “teori kelompok referensi”)bersama George Reader dan Patricia Kendall, saya juga melakukan studi sosiologi berskala besar untuk bidang pendidikan medis, dengan tujuan untuk mencari tahu bagaimana berbagai ragam dokter di sosialisasikan dalam sekolah pengobatan yang sama, dan ini di kaitkan dengan karakter profesi sebagai tipe studi pekerjaan. Pada 1960 – an dan 1970 – an saya kembali mengkaji secara intemsif struktur sosial dari sains dan interaksinya dengan struktur kognitif, yang selama dua dekade ini akhirnya menjadi matang. Melalui studi – studi persebut orientasi primer saya adalah menuju konegsi antara teori sosiologi, metode penelitian dan riset empiris substantif.Saya mengelompokkan minat ini berdasarkan waktu hanya demi kejelasan.tentusaja, perkembangan ini tidak selalu sesuai dengan pembagian waktu seperti itu, Atau tak selalu berjalan berdasarkan penggolongan tersebut di atas.saya sedang mengerjakan karya tentang konsekuensi yang ttak di harapkan dari tindakan sosial yang mengandung tujuan tertentu, dan karena itu merupakan paper yang pertama kali di publikasikan hampir setengah abad yang lalu dan terus berkembang sejak itu. Volume yang lainnya berjudul the Self – Fulfilling Prophecy mengkaji setengah lusin bidang kehidupan sosial yang pertama kali saya sebut dalam paper saya sekitar aepertiga abad yang lalu. Dan jika waktu, kesabaran, dan kapasitas mengizinkan, ada analisah struktur sosial, dengan refrensi spesial pada status set, role set, dan konteks struktur pada sisi struktural, dan fungsi nyata dan tersembunyi, disfungsi dan fungsi alternatif, dan mekaninsme sosial pada sisi fungsional.Moralitas adalah keniscayaan dan memperlambat kegiatan saya, dan tampaknya tak banyak lagi serial karya di masa depan.
Ø Konflik Kritis
KARL MARX
Karl Heinrich Marx (5 May 1818 – 14 March 1883) adalah ahli falsafah, politik dan pakar theori kemasyarakatan
Prussia. Walaupun Marx menangani banyak isu sepanjang kerjayanya sebagai pemberita dan ahli falsafah, dia paling dikenali kerana analisa sejarahnya dari segi pertelingkahan golongan kelas, diringkaskan dalam dakwaannya bahawa, "Kepentingan kapitalis dan pekerja bergaji bersetentangan sesama sendiri."[1] Tulisannya membentuk asas kepada pergerakan komunis dan sosialis.

A. BiogrfiKarl Marx lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818. ayahnya, seorang pengacara, menafkai keluarganya dengan relatif baik, khas kehidupan kelas menengah. Orang tuanya adalah dari pendeta yahudi (rabbi). Tetapi, karena alasan isnis ayahnya menjadi penganut ajaran Luther ketika Karl Marx masih sangat muda. Tahun 1841 Marx menerima gelar doktor filsafat dari Universitas Berlin, Universitas yang sangat di pengaruhi oleh Hegel dan guru - guru muda penganut filsafat Hegel, tetapi berpikir Kritis. Gelar doktor Marx di dapat dari kajian filsafat yang membosankan, tetapi kajian itu mendahului berbagai gagasannya yangmuncul kemudian. Setelah tamat ia menjadi penulis untuk sebuah koran liberal radikal dan dalam tempo 10 bulan ia menjadi editor kepala koran itu. Tetapi karena pendirian politiknya, koran itu kemudian di tutup pemerintah. Esai – esai awal yang di terbitkan dalam periode mulai mencerminkan sebuah pendirian yang membiumbing Marx sepanjang hidupnya. Esai-esai tulisan Marx itu secara bebas di taburi prinsip-prinsip demokrasi , ia menolak keabstrakat filsafat hegelian, mimpi naif komunis utopiadan gagasan aktivis yang mendesak apa yang ia anggap sebagai tindakan politik prematur. Dalam menolak gagasn aktivis ini Marx meletakkan landasan bagi gagasan hidup sendiri.Upaya praktis, bahkan dalam mengarahkan massa sekalipun, akan di jawab dengan meriam saat upaya itu di anggap berbah. tetapi, gagasan yang dapat mengarahkan intelektual kitadan yang menaklukkan keyakinan kita, gagasan yang dapat membekukan kita, merupakan belenggu – belenggu di mana seorang hanya bisa lepas darinya dengan mengorbankan nyawanya; gagasan-gagasan itu seperti setan sehingga orang hanya dapat mengatasinya dengna menyerah kepada Marx (Marx, 1842/1977;20)Marx menikah pada 1843 dan tak lama kemudian ia terpaksa meninggalkan jerman untuk dapt suasana yang lebih libaral di Paris. Di Paris ia bergualat dengan gagasan Hegel dan pendukungnya, tetapi ia juga menghadapi dua kumpulan gagasan baru – sosialisme Prancis dan politik Ekonomi Inggris. Dengan cara yang unik dia menggabungkan hegelian, sosialisme dan ekonomi politik yang kemudian menentuka orientasi intelektualnya. Hal yang sangat penting pula adalah pertemuannya dengan orang yang kemudian menjadi teman seumur hidupnya, donatur dan kolabolatornyayakni Fredrich Engels (Carver, 1983) Engels anak penguasa pabrik tekstil menjadi seorang sosialis yang mengkritik kondisis kehidupan yang di hadapi kelas buruh. Banyak di antara rasa kasihan Marx kesengsaraan kelas buruh berasal dari paparannya kepada Engels dan gagasannya sendiri. Tahun 1844 Marx dan Engels mengadakan diskusi panjang di sebuah Café terkenal di Paris dan meletakkan landasan kerja untuk bersahabat seumur hidup. Mengenai diskusi itu Engels berkata ”kesepakatan lengkap kami dalam dalam semua budang teori menjadi nyata….dan perjanjian kerja sama kami mulai sejak itu”(McLellan, 1993:131) di tahun berikutnya Engels menerbitkan karya the condition Of The Working Class in England. Selama periode itu Marx menerbitkan sejumlah karya yang sangat sukar di pahami (kebenyakan belum di terbitkan semasa hidupnya) termasuk the Holy Family dan The German ideology (di tulis bersama Engels)dan ia pun menulis the economic and philosophic manuscripts 1844 yang menandakan perhatiannya terhadap bidang ekonomi main meningkat.Meski Marx dan Engels mempunya orientasi teoritis yang sama, namun ada juga beberapa perbedaan di antara mereka. Marx cenderung menjadi seorang intelektual teoritis yang kurang teratur dan sangat berorientasi kepada keluarga. Engels adalah pemikir praktis, rapi dan pengusaha teratur dan orang yang tak percaya pada lembaga keluarga. Meski mereka berbeda, Marx dan Engels menempa kerja sama yang akrab sehingga mereka berkolabirasi menulis buku dan artikel dan bekerja sama dalam organisasi radikal, dan bahka Engels membantu membiayai Marx selama sisa hidupnya sehingga memungkinkan marx mencurahklan perhatiannya pada kegiatan intelektual dan politiknya.Meski ada asosiasi erat antara nama Marx dan Engels, namun Engels menjelaskan bahwa ia teman junior;Marx mampu berkarya sangat baik tanpa aku. Aku tidak pernah mencapai prestasi seperti yang di capai Marx. Pemahaman Marx lebih tinggi, pengalamannya lebih jauh dan pandangannya lebih luas serta cepat ketimbang aku. Marx adlah jenius(Engels, di kutip dalam McLellan,1973;131-132)Banyak yang percaya bahwa Engels gagal memahami berbagai seluk beluk Marx. Setelah Marx meninggal, Engels menjadi juru bicara utama bagi teori marxian dan dalam berbagai cara menyimpangkan dan terlalu menyerderhanakannya, meski ia tetap setia terhadap perspektif politik yang ia tempa bersama Marx.Karena beberapa tulisannya telah menggangu pemerintahan prusia, pemerintah perancis(atas permohonan prusia)mengusir Marx tahun 1845 dan karenanya Marx pindah ke Brussel. Radikelismenya meninggkat dan ia menjadi anggota aktif di bidang gerakan revolusioner internasional. Ia pun bergabung dengan liga komunis dan bersama Engels diminta menulis anggaran dasar liga itu, hasilnya adalah manifestor komunis 1848, sebuah karya besar yang di tandai oleh slogan-slogan politik yang termasyur (misalnya ‘kaum burh seluruh dunia bersatulah’!!).Tahun 1849 ia pindah ke london dan, mengingat kegagalan revolusi politik tahun 1848, ia menarik diri dari aktivitas revolusioner dan beralis ke kegiatan rsiset yang lebih rinci tentang peran sistem ka[pitalis. Study ini akhirnya menghasilkan tiga jilid buku das kapital.jilid pertama di terbitkan tahun 1867; kedua jilid yang lainya di terbitkan sesudah ia meninggal. Selama riset dan menulis itu ia hidup dalam kemiskinan, membiayai hidupnya secara sederhana dari honorarium tulisannya dan bantuan dana dari Engels. Tahun 1864 Marx terlibat kembali dalam kegiatan politik, bergabung dengan ‘The Internasional’, sebuah gerakan buruh internasio nal. Ia segera menonjol dalam gerakan itu dan mencurahkan perhatian selama beberapa tahun untuk gerakan itu. Ia mulai mendapat popularitas, baik sebagai pimpinan internasional maupun sebagai penulis des kapital. Perpecahan gerakan internasional tahun 1876, kegagalan dari berbagai gerakan revolusioner dan penyakit – penyakit, akhirnya membuat Marx ambruk. Istrinya wafat tahun 1881 dan anak perempuannya tahun 1882 dan Marx sendiri wafat di tahun 1883.

B. Karya
1.
The German Ideology,
2.
The Poverty of Philosophy (1847),
3. kemukannya The Eighteenth Brumaire of Louis Bonaparte ( 1852 )


· JOHN DEWEY
Dewey dilahirkan di Burlington Vermont pada tanggal 20 Oktober 1859, dari keluarga yang rendah hati. Dia lulus dari University Vermont (Phi Beta Kappa) di 1879. Setelah tiga tahun sebagai guru sekolah menengah di kota Pennsylvania, ia memutuskan bahwa ia tidak cocok di dunia pendidikan sekunder atau utama.
John Dewey, dari golongan Progesif Amerika, menyatakan bahwa masyarakat demokratis adalah yang paling bermoral, paling masuk akal, dan paling cocok untuk dunia modern. Lebih terlihat sebagai seorang pragmatis ketimbang utopis, pandangan dan gagasan Dewey masih relevan dan bergema satu abad kemudian. Dalam Democracy and Education, Dewey melihat komunitas terbangun dari ikatan-ikatan (commonalities) yang secara rumit saling terkait melalui komunikasi. Dewey mengamati bahwa masyarakat tidak terus ada karena penyebaran, karena komunikasi, tetapi cukup layak jika dikatakan bahwa masyarakat terwujud dalam komunikasi. Ikatan-ikatan, dalam bentuk seperi tujuan, kepercayaan, dan pengetahuan adalah keharusan bagi terbentuknya komunitas, dan terbangun melalui komunikasi. Dalam konsepsi Dewey, komunikasi dan cara-cara di mana komunikasi dilakukan adalah krusial bagi pembentukan komunitas, dan kita bisa menyimpulkan juga bahwa kualitas komunikasi menyatu. Istilah modal sosial yang diajukan Putnam (2001) tampaknya searti dengan bentuk hubungan yang inheren dalam konsepsi Dewey tentang komunitas. Menurut Putnam, modal sosial merujuk pada hubungan antar individu-individu—jaringan sosial dan norma timbal-balik serta saling percaya yang tumbuh di antara mereka. Ini adalah definisi modal sosial yang saya pakai ketika merujuk kepada runtuhnya dan pemulihan kembali komunitas di Indonesia. Gagasan kunci Putnam dalam hal modal sosial adalah gagasan ketimbalbalikan, sebuah gagasan yang terkait dengan gagasan tentang partisipasi.Gagasan Dewey tentang komunitas juga menyangkut partisipasi. Tatkala individu-individu berkerja sama, memasuki aktifitas orang lain” dan [mengambil] peran dalam upaya bersama dan kerja sama maka mereka sedang berpartisipasi dalam pengembangan komunitas. Dewey melihat komponen partisipatif dalam komunitas sebagai hal yang esensial, kalau tidak, hal seperti komunitas menjadi tidak mungkin ada. Jika kita melihat hancurnya ikatan komunitas di Maluku, segregasi sosial berdasarkan afiliasi relijius telah mendorong berakhirnya bentuk-bentuk partisipasi bersama (co-participation). Seperti yang akan kita lihat tatkala membahas kasus desa Idamdehe nanti, gagasan partisipasi inilah yang betul-betul sangat penting dalam pemulihan kembali komunitas.Dewey berpendapat bahwa peran interaksi tatap muka dalam pembentukan komunitas tidak bisa digantikan. Ia mengamati bahwa komunitas, “dalam pengertian yang paling mendalam dan kaya harus selalu menyangkut hubungan tatap muka dan ia menemukan bahwa komunitas lokal adalah yang paling signifikan di antara komunitas-komunitas lain. Meski karya ini ditulis tatkala bentuk-bentuk komunikasi berperantara via media (mediated communications) baru mulai menampakkan pengaruhnya pada masyarakat Amerika, kita menemukan pentingnya membahas hal ini lebih jauh dewasa ini. Di tengah perkembangan teknologi dan komunikasi berperantara, Dewey membayangkan bahwa akibat yang mereka [teknologi dan komunikasi berperantara] timbulkan terhadap hubungan tatap muka sungguh besar dan terus-menerus, sehingga tidak berlebihan untuk menyebut adanya zaman baru hubungan manusia.’ Masyarakat Agung (Great Society) yang ditimbulkan oleh mesin uap dan listrik mungkin membentuk masyarakat, tetapi bukanlah membentuk komunitas. Terlihat bahwa Dwey menganggap bahwa kekuatan komunitas pada tingkat yang paling dasar terletak pada hubungan interpersonal. Karenanya, kita bisa melanjutkan pendapat ini dengan mengatakan bahwa seiring melemahnya hubungan (komunikasi) interpersonal, kemampuan sebuah komunitas untuk melanggengkan dirinya juga berkurang.
Dewey adalah salah satu dari pendiri-pendiri dari The New School untuk Social Research. tulisan paling penting Dewey adalah" Konsep busur refleks di dalam Psikologi" ( 1896), satu kritik dari satu standard konsep psikologis dan basis dari semua nya pekerjaan lebih lanjut; Sifat manusia dan Melakukan (1922), satu studi peran dari kebiasaan di dalam tingkah laku manusia. Dewey wafat tahun 1952

Karya :
- Educational progressivism

·
JURGEN HEBERMAS
A.BiografiHebermas adalah seorang pemikir sosial byang sangt penting di dunia dewasa ini. Lahir di Dusseldorf, jerman 18 juni 1929 dari keluarga kelas menengah yang agak tradisional. Ayahnya pernah menjabat direktur kamar dagang. Ketika berusia belasan tahun, selama perang dunia II Hebermas sangat di pengaruhi oleh perang itu. Berakhirnya perang menimbulkan harapan dan peluang baru pemuda jerman, termasuk Hebermas. Hancurnya nazisme menimbulkan optimisme mengenai masa depan jerman. Namun Hebermas kecewa karena hampir tak ada kemajuan yang berarti di tahun-tahun permulaan sesudah perang. Dengan berakhirnya kekuasaan nazi, semua jenis peluang intelektual, dan buku-buku yang semula di larang di baca kini boleh di baca dan tersedia buat Hebermas. Termasuk literatur barat dan jerman maupun risalah yang di tulis oleh Marx dan Engels. Antara tahun 1949 dan 1954 Hebermas mempelajari berbagai topik (antara filsafat, psikologi, kesustraan jerman) di Gottingen, Zurich, dan Boonn. Namun, tak seorang gurupun di tempat Hebermas sekolah itu yang benar-benar terkenal dan kebanyakan mereka mendukung nazi secara terang – terangan atau hanya melanjutkan pelaksanaan tanggung jawab akademis mereka di bawah rezim nazi sebelumnya. Hebermas mendapatkan gelar doktor dari universitas Bonn tahun 1954 dan serlama dua tahun bekerja sebagai jurnalis.tahun 1956 Hebermas tiba di The Institute For Social Riset di Frangfurt da n bergabung dengan aliran Frangfurt. Ia sebenarnya menjadi asisten riset dari Theodor Adorno, anggota aliran Frangfurt yang sangat terkenal (Wiggershaus, 1994). Meski aliran Frangfurt sering di anggap mengembangkan aliran pikiran yang sangt berhubungan secara logis, pandangan Hebermas tak seperti itu.Menurut saya, tak pernah ada teori yang konsistens, Adorno pernah menulis esai kritis tentang kultur dan juga memberikan seminar tentang Hegel. Ia memberika latar belakang Marxis tertentu.(Wiggershaus, 1994;2)Meski bergabung dengan The Institute For Social Riset, sedari awal Hebermas telah menunjukkan orientasi intelektual yang bebas. Artikel yang di tulis tahun 1957 menyebapkan Hebermas terlibat persoalan dengan Max Hokheimer, pimpinan institut itu. Hebermas mendesak pemikiran kritis dan tindakan praktis, terhadap Max Hokheimer takut terhadap pendirian seperti itu dapat membahanyakan pendanaan institut secara umum. Hokheimer berkata tenatang Hebermas , “ia agaknya mempunyai karir yang baik atau bahkan cemerlang sebagai penulis di masa depan, tetapi ia akan hanya menyebapkan kerusakan besar terhadap institut”(di kutip dalam Wiggershaus, 1994;555). Artikel itu akhirnya di terbitkan juga, tetapi tidak dengan bantuan institut dan sebenarnya tidak merujuk ke institut. Akhirnya, Hokheimermenghadapi kondisi yang sulit berkenaan dengan karnya Hebermas ini dan kemudian mengundurkan diri dari jabatannya.Tahun 1961 ia menyelesaikan disertasi keduanya yang di wajibkan oleh Universitas Marburg. Setelah menerbitkan sejumlah karnya terkenal, dia di rekomondasikan sebagai Profesor filsafat di univesitas Heidelberg bahkan sebelum menyelesaikan disertasi keduanya. Oa tetapi di Heidelberg hingga tahun 1964 dan kemudian pindah ke universitas Frangfurt sebagai profesor filsafat dan sosiologi. Dari 1971 hinnga 1981 ia menjadi direktur institut Max Planck. Ia kembali ke universitas Frangfurt sebagai profesor filsafat dan tahun 1994 ia menjadi profesor pensiun di universitas itu. Hebermas telah menerima sejumlah penghargaan akademis bergengsi dan menerima gelar profesor kehormatan dari sejumlah universitas.Selama beberapa tahun, Hebermas menjadi pemikir neo-marxis paling terkenal di dunia. Namun, sesudah itu karyanaya di perluasnya sehingga meliputi berbagai masukan teoritis yang berbeda. Ia tetap optimis terhadap masa depan kehidupan modern. Dengan optimismenya itulah ia menulis tentang modernitas sebagai proyek yang belum selesai itu. Sementara Marx memusatkan perhatian pada pekerjaan dan tenaga kerja, Hebermas terutama memusatkan perhatian pada masalah komunikasi yang di anggap sebagai proses yang lebih umum ketimbang pekerjaan. Sementara Marx memusatskan perhatian pada distortif dari struktur masyarakat kapitalis tershadap pekerjaan, Hebermas memusatkan perhatian pada cara struktur masyarakat modern mendistorsi komunikasi. Sementara Marx membanyangkan kehidupan masa depan di tandai oleh pekerjaan penuh dan tenaga kerja kreatif, Hebermas membayangkan masyarakat masa depan di tandai dengan komunikasi bebas dan terbuka. Dengan demikian terdap kesamaan yang mengagetkan antara Marx dan Hebermas. Kesamaan paling umu adalah bahwa keduanya adalah pemikir modernitas yang yakin bahwa di masa hidup mereka , proyek moderinitas belim selesai (terciptanya pekerjaan penuh dan kreatif menurut Marx dan terciptanya komunikasi bebas dan terbuka menurut Hebermas).keduanya berkenyakinan bahwa di masa depan proyek modernitas ini akan selesaiKomitmen terhadap modernitas dan kenyakinan terhadap masa depan inilah yang menjauhkan Hebermas dari kebanyakan pemikiran kontemporer terkenal lain seperti Jean Baudrillard dan pakar post modern lainnya. Sementara pakar post modern ini sering terdorong ke arah nihilisme, Hebermas terus yakin dengan proyek jangka panjangnya(modernitas). Begitu pula, sementar apemikir post modern lain (misalnya Lyotard)menolak kemungkinan penciptaan teori agung (grand theory), Hebermas tetap bekerja berdasarkan dan menyokong teori agung paling terkemuka dalam teori sosial modern. Banyak resiko yang di hadapi oleh Hebermas dalam berjuang melawan pemikiran post modern. Bila mereka menang, Hebermas mungkin di pandang sebagai pemikir modernitas besar terakhir. Bila Hebermas (dan penyokongnya) yang tampil sebagai pemenang, ia mungkin akan di pandang sebagai “juru selamat”proyek modernitas dan teori agung dalam ilmu social
Karya :
1. Communicative rationality
2. Discourse ethics
3. Deliberative democracy
4. Universal pragmatics

Tidak ada komentar: