Kamis, 13 Maret 2008

TOKOH – TOKOH SOSIOLOGI KOMUNIKASI

TOKOH – TOKOH SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Ø Aliran Structural Fungsional
· AUGUSTU COMTE
A. Biografi
Augustu Comte lahir di Mountupiler, Prancis 19 januari 1798 (pickering, 1993;7). Orang tuanya berstatus menengah dan ayahnya kemudian menjadi pejabat lokal kantor pajak. Meski tergolong cepat menjadi mahasiswa, ia tak mendapat ijazah dari perguruan tinggi. Dalam setiap kelasnya di Ecole Polytecnique, Comte bersama seluruh kelasnya di keluarkan karena gagasan politiknya dan pemberontakan yang di lakukan. Pemecatan ini berpengaruh buruk terhadap karir akademik Comte. Tahun 1817 ia menjadi sekretaris (dan menjadi anak angkat) Saint Simon, filsuf yang 40 tahun yang lebih tua. Mereka bekerja bersama secara akrab selama beberapa tahun dan Comte menyatakan utang budinya kepada Saint-Simon;”aku secara intelektual sangat berhutang budi kepada Saint-Simon……ia memberikan dorongan sangat besar kepadaku dalam study filsafat yang memungkinkan diriku menciptakan pemikiran filsafatku sendiri dan yang akan aku ikuti tanpa ragu selama hidupku”(Durkheim,1928-1962;144).tetapi tahun 1824 keduanya bersengketa karena Comte yakin Saint-Simon menghapus namanya dari salah satu sumbangannya, Comte kemudian menyurati teman-temannya sambil menuduh Saint-Simon bersifat “katastropik”(pickering, 1993;223)dan melukiskan Saint-Simon sebagai “penyulap besar” (Durkheim1928/1962;240).Heilbord (1995) melukiskan Comte sebagai orang yang pendek(sekitar 5 kaki leih 2 inci), brmata agak juling dan sangat gelisah dalam pergaulan terutama di tengah lingkungan wanita, ia juga terasing dari pergaulan masyarakat. Fakta ini membantu menjelaskan mengapa Comte mengawini Caroline Massin, seorang pelacur miskin. Perkawinan berlangsung dari 1825 hingga 1841. kegelisahan pribadinya bertolak belakang dengan keyakinannya yang sangat besar terhadap kapasitas intelektual-nya dan keyakinan itu seolah-olah mencerminkan kepercayaan diri yang mantap.Comte terkenal mempunyai daya ingat yang luar biasa. Berkat daya ingatnya yang sepoerti fotografi itu ia mampu menceritakan kembali kat-kata yang tertulis di satu halaman buku yang hanya sekali saja di baca. Kemampuan berkonsentrasinya sedemikian rupa sehinggga ia mampu mengungkapkannya keseluruh isi sebuah buku yang akan ditulisnya tanpa harus menulusnya. Kuliahnya seluruhnya di sajikan tanpa berbekal catatan. Bila ia duduk untuk menulus buku, ia menulisakan segala yang ia ingat.(Schweber,1991;134)Tahun 1826 Comte membuat sebuah catatan-catatan yang kemudian menjadi bahan kuliah (ceramah) umum sebanyak tujuh puluh dua kali tentang pemikiran filsafatanya.Ceramahnya itu di lakukan di rumahnya sendiri.Kuliahnya itu menarik minat kalangan orang terpandang. Tetapi setelah berjalan tiga kali, kuliah Comte terhenti karena mengalami gangguan syaraf . sejak saat itu ia terus terserang gangguan mental dan suatu ketika di tahun 1827 ia mencoba bunuh diri dengan mencebur ke sungai Saine, untungnya ia selamat.Meski ia tak mendapatkan jabatan resmi di Ecole Polytecnique, ia di berijabatan kecil sebagai asisten dosen pada 1832. tahun 1837 ia di beri pekerjaan tambahan , hak untuk menguji, dan jabatan ini untuk pertama kali yang memberikannya penghasilannya yang memadai (hingga waktu itu secara ekonomis ia sering tergantung pada bantuan keluarganya). Selama periode ini Comte berkonsentrasi menulis 6 jilid buku yang membuatnya sangat terkenal , berjudul cour de philosophie positif, yang akhirnya di terbitkan secara utuh pada 1842 (jilid pertama telah di terbitkan tahun 1830), dalam karya ini Comte melukiskan pemikiran filsafatnya bahwa sosiologi adalah ultimate science. Ia pun menyerang ecole polytechnique dan akibatnya, pada tahun 1844 jabatan asisten dosennya tak di perpanjang. Sekitar tahun 1851 ia menyelesaikan 5 jilid karyanya yang berjudul sysiteme de politicqeu positif, yang mengandung pemikiran lebih praktis dan menawarkan rencana besar untuk mereorganisasi masyarakat.Heilbron menyatakan bahwa gangguan mental besar dalam kehidupan Comte terjadi pada tahun 1838, dan itulah yang membuat kemudian putus asa karena membayangkan ada orang yang secara serius hendak merampas karyanya tentang ilmu pengetahuan umunya dan sosiologi khususnya, ini pula yang menyebapkaanya mengalami gangguan otak, yakni Comte mulai tak membaca karya orang lain. Akibatnya, ia tak dapat mengikuti perkembangan intelektual terakhir. Baru sesudah tahun 1838 ia mulai membangun gagasan aneh tentang reformasi sosial yang menemukan pengungkapan dalam Systeme de politique positive. Comte menghanyalkan dirinya sebagai pendeta agama baru kemanusiaan. Ia yakin bahwa kehidupan di dunia ini akhirnya dipimpin oleh pendeta sosiologi (Comte sangat di pengaruhi oleh latar belakang agama katolik). Yang sangat menarik, meski gagasannya itu keterlaluan, Comte akhirnya mendpat sejumlah besar pengikut di prancis dan di beberapa negara lain. Comte meninggal 5 september 1857.
B. Kehidupan
Comte lahir di Montpellier, sebuah kota kecil di bagian barat daya dari negara Perancis. Setelah bersekolah disana, ia melanjutkan pendidikannya di
Politeknik École di Paris. Politeknik École saat itu terkenal dengan kesetiaannya kepada idealis republikanisme dan filosofi proses. Pada tahun 1818, politeknik tersebut ditutup untuk direorganisasi. Comte pun meninggalkan École dan melanjutkan pendidikannya di sekolah kedokteran di Montpellier.
Tak lama kemudian, ia melihat sebuah perbedaan yang mencolok antara agama
Katolik yang ia anut dengan pemikiran keluarga monarki yang berkuasa sehingga ia terpaksa meninggalkan Paris. Kemudian pada bulan Agustus 1817 dia menjadi murid sekaligus sekertaris dari Claude Henri de Rouvroy, Comte de Saint-Simon, yang kemudian membawa Comte masuk ke dalam lingkungan intelek. Pada tahun 1824, Comte meninggalkan Saint-Simon karena lagi-lagi ia merasa ada ketidakcocokan dalam hubungannya.
Saat itu, Comte mengetahui apa yang ia harus lakukan selanjutnya: meneliti tentang filosofi
positivisme. Rencananya ini kemudian dipublikasikan dengan nama Plan de travaux scientifiques nécessaires pour réorganiser la société (1822) (Indonesia: Rencana studi ilmiah untuk pengaturan kembali masyarakat). Tetapi ia gagal mendapatkan posisi akademis sehingga menghambat penelitiannya. Kehidupan dan penelitiannya kemudian mulai bergantung pada sponsor dan bantuan finansial dari beberapa temannya.
Ia kemudian menikahi seorang
wanita bernama Caroline Massin. Comte dikenal arogan, kejam dan mudah marah sehingga [rujukan?] pada tahun 1826 dia dibawa ke sebuah rumahsakit mental, tetapi ia kabur sebelum sembuh. kemudian--setelah kondisinya distabilkan oleh Massin--ia mengerjakan kembali apa yang dulu direncanakannya. Namun sayangnya, ia bercerai dengan Massin pada tahun 1842 karena alasan yang belum diketahui. Saat-saat diantara pengerjaan kembali rencananya sampai pada perceraiannya, ia mempublikasikan bukunya yang berjudul Cours.
Pada tahun 1844, Comte menjalin kasih dengan
Clotilde de Vaux, dalam hubungan yang tetap platonis. Setelah Clotilde wafat, kisah cinta ini menjadi quasi-religius. Tak lama setelahnya, Comte, yang merasa dirinya adalah seorang penemu sekaligus seorang nabi dari "agama kemanusiaan" (religion of humanity), menerbitkan bukunya yang berjudul Système de politique positive (1851 - 1854).
Dia wafat di
Paris pada tanggal 5 September 1857 dan dimakamkan di Cimetière du Père Lachaise.
C. Peninggalan
Motto Ordem e Progresso ("Order and Progress") yang tertulis pada
bendera Brazil terinspirasi dari motto postivisme August Comte: L'amour pour principe et l'ordre pour base; le progrès pour but ("Cinta sebagai sebuah prinsip dan perintah sebagai basisnya; proses sebagai tujuannya"). Kata-kata tersebut dijadikan motto karena berdasarkan fakta, orang-orang yang melakukan kudeta militer yang kemudian menjatuhkan monarki dan memproklamasikan Brazil sebagai republik adalah para pengikut pemikiran Comte.
Comte melihat satu hukum universal dalam semua ilmu pengetahuan yang kemudian ia sebut sebagai 'hukum tiga fase'. Melalui hukumnya ia mulai dikenal di seluruh wilayah berbahasa Inggris (English-speaking world); menurutnya, masyarakat berkembang melalui tiga fase: Teologi, Metafisika, dan tahap positif (atau sering juga disebut "tahap ilmiah").
Fase Teologi dilihat dari prespektif abad ke-19 sebagai permulaan abad pencerahan, dimana kedudukan seorang manusia dalam masyarakat dan pembatasan norma dan nilai manusia didapatkan didasari pada perintah Tuhan. Meskipun memiliki sebutan yang sama, fase Metafisika Comte sangat berbeda dengan teori Metafisika yang dikemukakan oleh Aristoteles atau ilmuwan Yunani kuno lainnya; pemikiran Comte berakar pada permasalahan
masyarakat Perancis pasca-revolusi Perancis.
D. Riwayat hidup
Dilahirkan di
Montpellier, dan selepas menamatkan persekolahannya di sana, Comte diterima untuk belajar di École Polytechnique, Paris. Politeknik itu merupakan tempat yang menegakkan idea dan kemajuan republik Perancis. Pada tahun 1816, École ditutup untuk penyusunan semula. Bagaimanapun, pelajar boleh memohon untuk kemasukan semula pada tarikh lain. Dengan itu, Comte terpaksa meninggalkan École dan meneruskan pengajiannya di sekolah perubatan di Montpellier. Apabila École dibuka semula, beliau tidak cuba memohon masuk kembali.
Akhirnya Comte mendapati perbezaan antara
Katolik dan keluarga diraja dan menuju ke Paris sekali lagi, bekerja sambilan untuk mendapatkan wang. Kemudian beliau menjadi penuntut setiausaha kepada Claude Henri de Rouvroy, Comte de Saint-Simon, yang memperkenalkan Comte ke dalam golongan cendikiawan. Pada tahun 1824, Comte meninggalkan Saint-Simon, sekali lagi kerana perbezaan yang tidak dapat diselesaikan.
Comte sekarang mempunyai matlamat yang ingin diselesaikannya: melengkapkan falsafah
positivisme. Rancangan ini beliau terbitkan sebagai Plan de traveaux scientifiques nécessaires pour réorganiser la société (1822). Tetapi beliau gagal mendapatkan jawatan pengajar. Kehidupan sehariannya bergantung kepada penaja dan bantuan kewangan dari rakan-rakannya.
Comte mengahwini Caroline Massin, tetapi bercerai pada
1842. Comte dikenali sebagai seorang yang angkuh, ganas dan yang mengalami delusi. Pada tahun 1826, beliau dimasukkan ke dalam rumah sakit otak, tetapi keluar tanpa disembuhkan — hanya distabilkan oleh ubat Massin — agar beliau dapat menyambung kerjanya. Antara tempoh ini dengan perceraiannya, beliau menerbitkan enam jilid hasil penulisannya Cours.
Dari tahun
1844, Comte menjalin persahabatan dengan Clotilde de Vaux yang bersifat platonik. Selepas kematian Clotilde pada tahun 1846, cinta ini menjadi separuh keagamaan, dan Comte melihat dirinya sebagai pengasas dan nabi agama kemanusiaan yang baru. Beliau menerbitkan empat jilid Système de politique positive (1851 - 1854).
Comte meninggal di Paris dan dikebumikan di Cimetière du
Père Lachaise yang termasyhur.
E. Pusaka
Comte terlihat sebuah hukum sejagat yang wujud di kesemua bidang
sains dan menggelarkannya sebagai 'hukum tiga fasa'. Adalah dengan kenyataan berikut yang beliau amat dikenali di dunia penuturan bahasa Inggeris:
"bahawa masyakarat melalui tiga fasa:
Teologi, Metafizik dan Sains. Beliau juga memberikan nama "Positif" kepada yang terakhir itu kerana konotasi makna yang berbilang untuk perkataan itu".
Fasa teologi diperlihatkan dari sudut pandangan
Perancis abad ke-19 sebagai mendahului Zaman Kesedaran di mana kedudukan manusia dalam masyakarat dan sekatan masyarakat yang dikenakan pada manusia adalah berdasarkan Tuhan. Fasa "Metafizik" tidak kena mengena dengan Metafizik Aristotle ataupun ahli falsafah Yunani yang lain. Bagi Comte, Metafiziknya berakar umbi pada masalah-masalah masyarakat Perancis selepas revolusi pada 1789. Fasa Metafizik ini mengemukakan alasan yang kuat untuk menempatkan hak asasi sejagat di atas kuasa mana-mana satu raja manusia. Bagaimanpun, hak asasi tersebut tidak dirujukkan kepada Tuhan, kecuali secara metafora sahaja.
Apa yang dimaksudkannya dengan fasa Sains, yang berlangsung selepas kegagalan revolusi dan
Napooleon, adalah bahawa manusia dapat mencari penyelesaian untuk masalah-masalah sosial tanpa merujuk kepada Tuhan. Pada hal ini, beliau serupa dengan Karl Marx dan Jeremy Bentham. Sewaktu itu, gagasan fasa Sains ini dianggapi mutakhir, walaupun dari sudut pandangan kemudian, ia terlalu dipengaruhi oleh fizik klasik dan sejarah akademik.
F. Karya
1. The scientific laborsnecessary for the reorganization of society ( 1822 )
2. The positive philosophy ( 6 jilid 1830 – 1840 )
3. Subjective synthesis ( 1820 – 1903 )

· EMILE DURKHEIM

A.BiografiEmile Durkheim lahir di epinal, prancis 15 April 1858, ia keturunan pendeta yahudi dan ia sendiri belajar untuk belajar jadi pendeta (rabbi). Tetapi ketika umur 10 tahun ia menolak menjadi pendeta sejak itu perhatiannya terhadap agama lebih bersifat akademik ketimbang teologis (Mastrovic, 1998). Ia bukan hanaya kecewa terhadap pendidikan agama, tetapi juga pendidikan pada umumnya dan banyak memberikan perhatian pada maslaah kesustraan dan estetika. Ia juga menbdalami metode ilmiah dan prinsip moral yang di perlukan untuk memahami kehidup sosial, ia menolak tradisional dalam filsafat dan berupaya mendapat pendidikan ilmiah yang dapat di sumbangkan untuk pedoman masyarakat. Meski ia tertarik pada sosiologi ilmiah tetapi waktu itu belum ada bidang studi sosiologi sehingga antara 1882-1887 ia mengajar filsafat di sejumlah sekolah di paris.Hasratnya terhadap ilmu makinn besar kaiatannya dalam perjalannya ke jerman ia berkenalan dengan psikologi ilmiah yang di rintis oleh Wilhelm Wundt (Durkhaime 1993/1887) beberapa tahun sesudah kunjungannya ke jerman, Durkhaime menerbitkan sejumlah buku di antaranya adlah tentang pengalaman selama di jerman (R.jones.1994). penerbitan bukunya itu membantu Durkhaime mendapat jabatan di jurusan filsafat Universitas Bordeaux tahun 1887. disinilah Durkaime pertama kali memberikan kuliah ilmu sosial di Universitas Prancis. Ini adalah sebuah prestasi istimewa karena hanya berjarak satu dekade sebelum kehebohan meledak di Universitas Prancis karena nama Auguste Comte muncul dalam disertasi seorang mahasiswa. Tanggung jawab Durkhaime adalah mengajarkan padagogik di sekolah pengajar dan kuliah terpenting adalah bidang pendidikan moral. Tujuan interaksional umum mata kuliahnya adalah mengkomunikasiskan sistem moral kepada para pengajar yang di harapkan kemudian akan di teruskan kepad anak-anak muda dalam rabngka membantu menanggulangi kemerosotan moral yang di lihatnya terjadi di tengah masyarakat prancis.Tahun-tahun berikutnya di tandai oleh serentetan kesuksesan pribadi. Tahun 1893 ia menerbitkan tesis Doktornya, The Devisien of labor in society dalam bahasa perancis dan tesisnya tentang Montesque dalam bahasa latin (W.Miller, 1993). Buku metodologi utama, the Rule of sosiological method , terbit tahun 1899 di ikuti (tahun 1897) oleh hasil penelitian empiris bukunya itu dalam dalam studi tentang bunuh diri, sekitar tahun 1896 ia menjadi profeesor penuh di Universitas Bordeaux. Tahun 1902 ia mendapat kehormatan mengajar di Universitas di Prancis yang terkenal, Sorbonne, dan tahun 1906 ia menjadi profesor ilmu pendidikan dan pada tahun 1913 titel ini diubah menjadi profesor ilmu pendidikan dan sosiologi. Karyanya yang sangat terkenal lainnya, the elementary forms of religious life, di terbitkan pada 1912.Kini Durkhaime sering dianggap menganut pemikiran politik konservatif dan pengaruhnya dalam kajian sosiologi jelas bersifat konservatif pula. Tetapi di masa hidupnya ia dianggap berpikirtan libberal dan ini di tunjukkan oleh peran publik aktif yang di mainkan dalam membela Alfred Dreyfus, seorang kapten tentara yahudi yang di jatuhi hukuman mati karena penghianatan yang oleh banyak orang di rasakan bermotif anti-yahudi.Durkhaime merasa sangt terluka oleh kasus Dreyfus itu, terutama oleh pandangan anti-yahudi yang melatar belakangi pengadilan. Namun Durkhaime tidak mengaitkan pandangan anti-yahudi ini dengan rasialisme di kalangan rakyat perancis. Secara luas ia melihatnya sebagai gejala penyakit moral yang di hadapi masyarakat perancis sebagai keseluruhan (Birnbaum dan todd, 1995). Ia berkataBila masyarakat mengalami penderitaan, maka perlu menemukan seseorang yang dapat dinggap bertanggung jawab atas penderitaannya itu. Orang itu dapat di jadikan sasaran balas dendam kemalangan itu, dan orang yang menentang pendapat umum yang diskriminatif, biasanya akan di tunjukkan sebagai kambing hitam yang akan di jadikan korban, yang menyakinkan saya dalam penafsiran ini adalah cara-cara masyarakat menyambut hasil pengadilan Dreyfus1894.keriangan meluap di jalan raya, rakyat merayakan kemenangan atas apa yang dianggap sebagai penyebap penderitaan umum,sekurang-kurangnya mereka tahu siapa yang harus di salahkan atas kesulitan ekonomi dan kebejatan moral yang terjadi dalam masyarakat mereka; kesusahan itu berasal dari yahudi, melalui fakta ini juga segala sesuatu telah di lihat menjadi bertambah baik dan rakyat merasa terhibur.(lukes, 1972:345).Perhatian Durkhaime terhadap perkara Dreyfus berasal dari perhatiannya yang mendalam seumur hidupnya terhadap morallitas dan krisis moral yang di hadapi masyarakat modern. Menurut Durkhaime, jawaban atas perkawa Dreyfus dan krisis moral seperti itu terletak di akhir kekacauaan moral dalam masyarakat. Karena perbaikan moral itu tidak dapat di lakukan secara cepat dan mudah, Durkhaime yang menyarankan tindakan yang lebih khusus, seperti menindak tegas orang yang mengobarkan rasa benci terhadap orang lain dan pemerintah harus berupaya menunjukkan kepada publik bahwa menyebarkan rasa kebencian itu adalah perbuatan menyesatkan dan terkutuk. Ia mendesak rakyat agar :“mempunyai keberanian untuk secara lantang menyatakan apa yang mereka pikirkan dan bersatu untuk mencapai kemenangan dalam perjuangan menentang kegilaan publik”(Lukes, 1972;347)Tetapi minat Durlhaime terhadap sosialisme juga di jadikan bukti bahwa ia menentang pemikiran yang menganggapnya seorang konservatif , meski jenis pemikiran sosialismenya sangat berbeda dengan pemikiran Marx dan pengikutnya. Durkhaime sebenarnya menamakan Marxisme sebagai”seperangkat hipotesis yang dapat di bantah dan ketinggalan zaman”(Lukes, 1972;323). Menurut Durkhaime, sosialisme mencerminkan gerakan yang diarahkan pada pembaruan moral masyarakat melalui moralitas ilmiah dan ia tidak tertaraik pada metode politik jangka pendek atau pada aspek ekonomi dari sosialis. Ia tak melihat proletariat sebagai penyelamat masyarakat dan ia sangat menentang agitasi atau tindak kekerasan. Menurut Durkhaime, sosialisme sangat berbeda dari apa yang biasanya kita pikirkan sebagai sosialisme. Bag Durkhaime, sosialisme mencerminkan sebuah sistem di mana di dalamnya prinsip moral di temukan memlalui prinsip sosiologis ilmiah di tempat prinsip moral itu di terapkan.Durkhaime berpengaruh besar dalam pembangunan sosiologi, tetapi pengaruhnya tidak hanya terbatas di bidang sosiologi saja. Sebagian besar pengaruhnya terhadap bidang lain tersalur melalui jurnal L’annee sociologique yang didirikan tahun 1898. sebuah lingkaran iltelektual muncul sekeliling jurnal itu dan Durkhaime berada di pusatnya. Melalui jurnal itu, Durkhaime dan gagasannya mempengaruhi berbagai bidang seperti antropologi, sejarah, bahasa dan psikologi – yang agak ironis, mengingat serangannya terhadap bidang psikologisDurkhaime meninggal pada 15 November 1917 sebagai seorang tokoh intelektual Prancis tersohor. Tetapi, karya Durkhaime mulai memengaruhi sosiologi Amerika dua puluh tahun sesudah kematiannya, yakni setelah terbitnya The Structure Of Social Action (1937) karya talcot Parson

B. Teori dan gagasan
Perhatian Durkheim yang utama adalah bagaimana masyarakat dapat mempertahankan integritas dan koherensinya di masa modern, ketika hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak ada lagi. Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan
ilmiah pertama terhadap fenomena sosial. Bersama Herbert Spencer Durkheim adalah salah satu orang pertama yang menjelaskan keberadaan dan sifat berbagai bagian dari masyarakat dengan mengacu kepada fungsi yang mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan dan keseimbangan masyarakat – suatu posisi yang kelak dikenal sebagai fungsionalisme.
Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih daripada sekadar jumlah dari seluruh bagiannya. Jadi berbeda dengan rekan sezamannya,
Max Weber, ia memusatkan perhatian bukan kepada apa yang memotivasi tindakan-tindakan dari setiap pribadi (individualisme metodologis), melainkan lebih kepada penelitian terhadap "fakta-fakta sosial", istilah yang diciptakannya untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan sendirinya dan yang tidak terikat kepada tindakan individu. Ia berpendapat bahwa fakta sosial mempunyai keberadaan yang independen yang lebih besar dan lebih objektif daripada tindakan-tindakan individu yang membentuk masyarakat dan hanya dapat dijelaskan melalui fakta-fakta sosial lainnya daripada, misalnya, melalui adaptasi masyarakat terhadap iklim atau situasi ekologis tertentu.
Dalam bukunya “Pembagian Kerja dalam Masyarakat” (
1893), Durkheim meneliti bagaimana tatanan sosial dipertahankan dalam berbagai bentuk masyarakat. Ia memusatkan perhatian pada pembagian kerja, dan meneliti bagaimana hal itu berbeda dalam masyarakat tradisional dan masyarakat modern[1]. Para penulis sebelum dia seperti Herbert Spencer dan Ferdinand Toennies berpendapat bahwa masyarakat berevolusi mirip dengan organisme hidup, bergerak dari sebuah keadaan yang sederhana kepada yang lebih kompleks yang mirip dengan cara kerja mesin-mesin yang rumit. Durkheim membalikkan rumusan ini, sambil menambahkan teorinya kepada kumpulan teori yang terus berkembang mengenai kemajuan sosial, evolusionisme sosial, dan darwinisme sosial. Ia berpendapat bahwa masyarakat-masyarakat tradisional bersifat ‘mekanis’ dan dipersatukan oleh kenyataan bahwa setiap orang lebih kurang sama, dan karenanya mempunyai banyak kesamaan di antara sesamanya. Dalam masyarakat tradisional, kata Durkheim, kesadaran kolektif sepenuhnya mencakup kesadaran individual – norma-norma sosial kuat dan perilaku sosial diatur dengan rapi.
Dalam masyarakat modern, demikian pendapatnya, pembagian kerja yang sangat kompleks menghasilkan
solidaritas 'organik'. Spesialisasi yang berbeda-beda dalam bidang pekerjaan dan peranan sosial menciptakan ketergantungan yang mengikat orang kepada sesamanya, karena mereka tidak lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri. Dalam masyarakat yang ‘mekanis’, misalnya, para petani gurem hidup dalam masyarakat yang swa-sembada dan terjalin bersama oleh warisan bersama dan pekerjaan yang sama. Dalam masyarakat modern yang 'organik', para pekerja memperoleh gaji dan harus mengandalkan orang lain yang mengkhususkan diri dalam produk-produk tertentu (bahan makanan, pakaian, dll) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akibat dari pembagian kerja yang semakin rumit ini, demikian Durkheim, ialah bahwa kesadaran individual berkembang dalam cara yang berbeda dari kesadaran kolektif – seringkali malah berbenturan dengan kesadaran kolektif.
Durkheim menghubungkan jenis solidaritas pada suatu masyarakat tertentu dengan dominasi dari suatu
sistem hukum. Ia menemukan bahwa masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis hokum seringkali bersifat represif: pelaku suatu kejahatan atau perilaku menyimpang akan terkena hukuman, dan hal itu akan membalas kesadaran kolektif yang dilanggar oleh kejahatan itu; hukuman itu bertindak lebih untuk mempertahankan keutuhan kesadaran. Sebaliknya, dalam masyarakat yang memiliki solidaritas organic, hukum bersifat restitutif: ia bertujuan bukan untuk menghukum melainkan untuk memulihkan aktivitas normal dari suatu masyarakat yang kompleks.
Jadi, perubahan masyarakat yang cepat karena semakin meningkatnya pembagian kerja menghasilkan suatu kebingungan tentang norma dan semakin meningkatnya sifat yang tidak pribadi dalam kehidupan sosial, yang akhirnya mengakibatkan runtuhnya
norma-norma sosial yang mengatur perilaku. Durkheim menamai keadaan ini anomie. Dari keadaan anomie muncullah segala bentuk perilaku menyimpang, dan yang paling menonjol adalah bunuh diri.
Durkheim belakangan mengembangkan konsep tentang anomie dalam "Bunuh Diri", yang diterbitkannya pada
1897. Dalam bukunya ini, ia meneliti berbagai tingkat bunuh diri di antara orang-orang Protestan dan Katolik, dan menjelaskan bahwa kontrol sosial yang lebih tinggi di antara orang Katolik menghasilkan tingkat bunuh diri yang lebih rendah. Menurut Durkheim, orang mempunyai suatu tingkat keterikatan tertentu terhadap kelompok-kelompok mereka, yang disebutnya integrasi sosial. Tingkat integrasi sosial yang secara abnormal tinggi atau rendah dapat menghasilkan bertambahnya tingkat bunuh diri: tingkat yang rendah menghasilkan hal ini karena rendahnya integrasi sosial menghasilkan masyarakat yang tidak terorganisasi, menyebabkan orang melakukan bunuh diri sebagai upaya terakhir, sementara tingkat yang tinggi menyebabkan orang bunuh diri agar mereka tidak menjadi beban bagi masyarakat. Menurut Durkheim, masyarakat Katolik mempunyai tingkat integrasi yang normal, sementara masyarakat Protestan mempunyai tingat yang rendah. Karya ini telah mempengaruhi para penganjur teori kontrol, dan seringkali disebut sebagai studi sosiologis yang klasik.
Akhirnya, Durkheim diingat orang karena karyanya tentang masyarakat 'primitif' (artinya, non Barat) dalam buku-bukunya seperti "Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan Agama" (
1912) dan esainya "Klasifikasi Primitif" yang ditulisnya bersama Marcel Mauss. Kedua karya ini meneliti peranan yang dimainkan oleh agama dan mitologi dalam membentuk pandangan dunia dan kepribadian manusia dalam masyarakat-masyarakat yang sangat 'mekanis' (meminjam ungkapan Durkheim)
C. Karya
1. The social division of labor ( 1893 )
2. The rules of sociological method ( 1895 )
3. The elementary form of religious life ( 1912 )
· TALCOTT PARSON
A.BiografiParson lahir tahun 1902 di Colorado Spring, Colorado. Ia berasal dari latar belakang religius dan intelektual. Ayahnya seorang pendeta, profesor dan kemudian menjadi rektor sebuah perguruan tinggi kecil. Parson mendapat gelar sarjana muda dari Universitas Amherst tahun 1924 dan menyiapkan disertasinya di London School of Economics. Di tahun berikutnya ia pindah ke Heidelberg Jerman.Max Weber lama berkarier di Heidelberg dann meski ia meninggal 5 tahun sebelum kedatangan Parson, pengeruh Weber tetap bertahan jandanya terus menyelenggarakan diskusi ilmiah dirumahnya dan Parson menghadirinya. Parson sangat di pengaruhi karya Weber dan akhirnys menulis disertasi di Heidelberg, yang sebagian menjelaskan karya Weber.Parson mengajar di Harvad pada 1927 dan meski berganti jurusan beberapa kali, ia tetap di Harvad hingga akhir hanyatnya tahun 1979. kemajuan karirnya tidak begitu cepat, ia tidak mendapatkan jabatan profesor hingga tahun 1939. dua tahun selanjutnya ia menerbitkan The Structure of Social Actions , sebuah buku yang tak hanya memperkenalkan pemikiran sosiologi utama seperti Weber kepada sejumlah sosiolog, tetapi juga meletakkan landasan bagi teori yang dikembangkan Parson sendiri.Sesudah itu karier akademisi Parson maju pesat. Dia menjadi ketua jurusan sosiologi di harvad pada tahun 1944 dan dua tahun kemudian mendirikan departemen hubungan sosial, yang tak hanya memasukkan sosiologi tetapi juga sarjana ilmu sosial lainnya. Tahun 1949, ia terpilih menjadi presiden the American Sociological Asosiation. Tahun 1950 – an dan menjelang tahun 1960 – an, dengan di terbitkan buku seperti the social system (1951) Parson menjadi tokoh dominan dalam sosiologi America.Tetapi, di akhir 1960 – an Parson mendapat serangan dari sayap radikal Sosiologi Amerika yang baru muncul. Parson di nilai berpandangan berpolitik konservatif dan teorinya di anggap sebagai konservatif dan tidak lebih dari sebuah skema kategorosasi yang rumit. Tetapi, tahun 1980 – an timbul kembali perhatian terhadap teori parson, tak hanya di Amerika Serikat tetapi seluruh dunia (Alexander, 1982;83, Buxtok, 1985;Camic, 1990;Holton dn Turner, 1986;Sciulli dan Gerstein, 1985)Harton dan Tuner mungkin terlalu berlebihan ketika mengatakan bahwa “karya Parson mencerminkan sumbangan yang lebih berpengaruh terhadap teori sosiologi ketimbang Marx, Weber, Durkhaime, atau pengikut mereka masa kini sekalipun”(1986;13).pemikiran Parson tidak hanya mempengaruhi pemikiran konservatif, tetapi juga teoritis neo – marxian, tentunya Jurgen Hebermas.Setelah kematian Parson sejumlah bekas mahasiswanya, semuanya sosiolog yang sangat terkenal, merenungkan arti penting teorinyamaupun penciptaan teori itu sendiri. Dalam renungan mereka, para sosiolog ini mengemukakan pengertian menarik tentang Parson dan karyanya. Beberapa pandangan selintas mengenai Parson yang di reproduksi di sini bukan di maksudkan untuk membuat gambaran yang masuk akal, tetapi di maksidkan untuk mengemukakan pandangan selintas yang provokatif mengenai parson dan karya karyanya.Robert Merton adalah salah seorang mahasiswanya ketika Parson baru saja mulai mengajar di Harvad. Merton yang menjadi teoritis terkenal karena teori ciptaannya sendiri, menjelaskan bahwa mahasiswa pascasarjana yang datang ke Harvad di tahun tahun itu bukan kehendak belajar dengan Parson, tetai dengan Sorokin, anggota senior jurusan sosiologi yang telah menjadi musuh utama Parsons (Zafirovski, 2001)Generasi mahasiswa pascasarjana yang paling awal datang ke Harvad, dan tak seorang pun yang ingin belajar dengan parson. Mereka tak mungkin berbuat demikian selain kareasna alasan paling sederhana: pada 1931 ia belum di kenal publik apalagi sebagai seorang sosiolog. Meski kami mahasiswa yang belajar dengan Sorokin yang masyhur, sehingga dari kami diharuskan bekerja dengan Parson yang tak terkenal itu.(Merton,1980-69).Celaan Merton tentang kuliah pertama Parson dalam teori, juga menarik, terutama karena materi yang disajikan adalah basis unrtuk salah satu buku teori paling berpengaruhdalam sejarah sosiologi:Lama sebelum Parson menjadi salah seorang tokoh tua terkenaldi dunia sosiologi, bagi kami mahasiswa angkatan paling awal, dia adalah seorang pemuda yang sudah tua. Kemasyurannyaberawal dari kuliah pertamanya dalam teori yang keudian menjadi inti karya besarnya The Structure of Social Action, yang tidak terbih hingga lima tahun setelah publikasi lisan di kelas.( Merton,1980-70).Meski tak semua orang sependapat dengan penilaiaan positif Merton tentang Parson , mereka akan mengakui penilaian berikut.Kematian Parson menandai berakhirnya suatu era dalam sosiologi. Ketika (suatu era baru)di mulai. Era itu akan di bentengi oleh tradisi besar pemikiran sosiologi yang ia tinggalkan untuk kita(Merton,1980-71)

B. Karya
1. The social system ( 1951 )

ROBERT.K.MERTONA.Biografi Mudah mengidentifikasikan guru – guru utama saya, baiak yang dekat maupun yang jauh. Mereka adlah P.A Sorokin, yang mengarahkan saya ke pemikiran sosial eropa dan dengannyalah saya tak pernah putus hubungan meski saya tidak dapat mengikutinya dalam penelitian yang dilakukannya sejak akhir 1930 – an; kemudian Talcott Parson yang lebih muda, yang pemikirannya berpuncak kepada karnya besarnya; Structure of Social Action; ahli biokimia dan sosiolog, L.J Landerson, yang mengajari saya tentang disiplin investigasi ide – ide yang menarik; sejarahwan - ekonom E.F Gay, yang mengajari saya tentang pembangunan ekonomi sebagai sesuatu yang dapat di rekonstruksikan dari arsip; dan dekan ilmu sejarah sains, George Sarton, yang mengizinkan saya bekerja di bawah bimbingannya selama beberapa tahun di bengkel kerjanya yang sangat terkenal di Widener Library of Harvad. Selain guru – guru langsung tersebut saya juga banyak belajar dari dua sosiolog terkemuka:Emile Durkhaim dan Georg Simmel, yang hanya bisa mengajari saya melalui karya – karya peninggalan mereka, dan dari humanis yang sensitifsecara sosiologis, Gilbert Murray. Selama periode hidup saya, saya benyak belajar dari rekan saya, Paul F. Lazarfeld, yang mungkin tak tahu berapa banyak yang diajarkannya kepada saya selama perbincangan dan kerja sama selama lebih dari sepertiga abad.Menengok kembali kepada karya – karya saya, saya menemukan lebih banyak pola di dalamnya. Sejak awal karya saya, setelah digembleng bertahun - tahun sebagai mahasiswa, saya bertekat untuk mengikuti minat intelektual saya yang terus berkembang. Saya memilih mengadopsi praktik guru tak langsung saya, Durkhaime, ketimbang mengadopsi guru dekat saya, Sarton. Durkhaime berualang kali mengubah subjek yang di pilh untuk di teliti. Dimulai dengan studid divisi sosial tenaga kerjanya, dia memeriksa metode penelitian sosiologi dan kemudian beralih ke subjek bunuh diri, agama, pendidikan moran, dan sosialisme, semuanya sambil mengembangkan orientasi intelektual yang menurutnya dapat secara efektif dapat di kembangkan dengan membahas berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat. Sarto membahas dengan cara yang berbeda:pada masa – masa awal sebagai sarjana, ia melakukan program riset dalam sejarah sains yang berpuncak pada karya monumentalnya, Introductions [sic] to The Historyof Sciener(yang memuat kisah sampai akhir abad 14)Yang pertama dari pola – pola ini tampaknya lebih cocok bagi saya. Saya ingin dan masih ingin memajukan teori sosiologi dari struktur sosial dan perubahan kultur yang akan membantu kita memahami bagaimana institusi sosial dan karakter kehidupan dalam masyarakat bisa muncul sebagaimana terlihat sekarang. Perhatian pada sosiologi teoritis ini membuat saya menghindari spesialisasi subjek yang telah lazim dalam sosiologi (dan menurut hemat saya adlah benar), sebagaimana dalam disiplin lainnya yang sedang berkembang. Untuk tujuan saya, studi tentang bermacam – macam subjek sosiologi adalah esensial.Dalam variasi ini hanya ada satu bidang spesialisasi – sosiologi ilmu pengetahuan yang terus menerus menarik perhatian saya. Sepanjang 1930 – an saya mengabdikan diri sepenuhnya untuk konteks sosial dari sains dan teknologi, khususnya di inggris abad 17, dan berfokus pada konsekuensiyang tidak di antisipasi dari aksi sosial purposif. Saat minat teoritis saya meluas, sepanjang dan sesudah tahun 19404 – an saya mengkaji sumber – sumber sosial dari prilaku yang menyimpang, kerja birokrasi, persesuaian masa, dan komunikasi masyaraka t modern yang kompleks, serta peran intelektual, baik di dalam maupun di luar birokrasi. Pada tahun 1950 – an saya memusatkan perhatian pada pengembangan teori sosiologi tentang unit dasar dari struktur sosial: peran serta status dan model peran yang di pilih orang untuk ditiru dan sebagai sumber nilai sumber yang di adopsi sebagai basis untuk penilaiaan diri (ini kemudian di sebut “teori kelompok referensi”)bersama George Reader dan Patricia Kendall, saya juga melakukan studi sosiologi berskala besar untuk bidang pendidikan medis, dengan tujuan untuk mencari tahu bagaimana berbagai ragam dokter di sosialisasikan dalam sekolah pengobatan yang sama, dan ini di kaitkan dengan karakter profesi sebagai tipe studi pekerjaan. Pada 1960 – an dan 1970 – an saya kembali mengkaji secara intemsif struktur sosial dari sains dan interaksinya dengan struktur kognitif, yang selama dua dekade ini akhirnya menjadi matang. Melalui studi – studi persebut orientasi primer saya adalah menuju konegsi antara teori sosiologi, metode penelitian dan riset empiris substantif.Saya mengelompokkan minat ini berdasarkan waktu hanya demi kejelasan.tentusaja, perkembangan ini tidak selalu sesuai dengan pembagian waktu seperti itu, Atau tak selalu berjalan berdasarkan penggolongan tersebut di atas.saya sedang mengerjakan karya tentang konsekuensi yang ttak di harapkan dari tindakan sosial yang mengandung tujuan tertentu, dan karena itu merupakan paper yang pertama kali di publikasikan hampir setengah abad yang lalu dan terus berkembang sejak itu. Volume yang lainnya berjudul the Self – Fulfilling Prophecy mengkaji setengah lusin bidang kehidupan sosial yang pertama kali saya sebut dalam paper saya sekitar aepertiga abad yang lalu. Dan jika waktu, kesabaran, dan kapasitas mengizinkan, ada analisah struktur sosial, dengan refrensi spesial pada status set, role set, dan konteks struktur pada sisi struktural, dan fungsi nyata dan tersembunyi, disfungsi dan fungsi alternatif, dan mekaninsme sosial pada sisi fungsional.Moralitas adalah keniscayaan dan memperlambat kegiatan saya, dan tampaknya tak banyak lagi serial karya di masa depan.
Ø Konflik Kritis
KARL MARX
Karl Heinrich Marx (5 May 1818 – 14 March 1883) adalah ahli falsafah, politik dan pakar theori kemasyarakatan
Prussia. Walaupun Marx menangani banyak isu sepanjang kerjayanya sebagai pemberita dan ahli falsafah, dia paling dikenali kerana analisa sejarahnya dari segi pertelingkahan golongan kelas, diringkaskan dalam dakwaannya bahawa, "Kepentingan kapitalis dan pekerja bergaji bersetentangan sesama sendiri."[1] Tulisannya membentuk asas kepada pergerakan komunis dan sosialis.

A. BiogrfiKarl Marx lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818. ayahnya, seorang pengacara, menafkai keluarganya dengan relatif baik, khas kehidupan kelas menengah. Orang tuanya adalah dari pendeta yahudi (rabbi). Tetapi, karena alasan isnis ayahnya menjadi penganut ajaran Luther ketika Karl Marx masih sangat muda. Tahun 1841 Marx menerima gelar doktor filsafat dari Universitas Berlin, Universitas yang sangat di pengaruhi oleh Hegel dan guru - guru muda penganut filsafat Hegel, tetapi berpikir Kritis. Gelar doktor Marx di dapat dari kajian filsafat yang membosankan, tetapi kajian itu mendahului berbagai gagasannya yangmuncul kemudian. Setelah tamat ia menjadi penulis untuk sebuah koran liberal radikal dan dalam tempo 10 bulan ia menjadi editor kepala koran itu. Tetapi karena pendirian politiknya, koran itu kemudian di tutup pemerintah. Esai – esai awal yang di terbitkan dalam periode mulai mencerminkan sebuah pendirian yang membiumbing Marx sepanjang hidupnya. Esai-esai tulisan Marx itu secara bebas di taburi prinsip-prinsip demokrasi , ia menolak keabstrakat filsafat hegelian, mimpi naif komunis utopiadan gagasan aktivis yang mendesak apa yang ia anggap sebagai tindakan politik prematur. Dalam menolak gagasn aktivis ini Marx meletakkan landasan bagi gagasan hidup sendiri.Upaya praktis, bahkan dalam mengarahkan massa sekalipun, akan di jawab dengan meriam saat upaya itu di anggap berbah. tetapi, gagasan yang dapat mengarahkan intelektual kitadan yang menaklukkan keyakinan kita, gagasan yang dapat membekukan kita, merupakan belenggu – belenggu di mana seorang hanya bisa lepas darinya dengan mengorbankan nyawanya; gagasan-gagasan itu seperti setan sehingga orang hanya dapat mengatasinya dengna menyerah kepada Marx (Marx, 1842/1977;20)Marx menikah pada 1843 dan tak lama kemudian ia terpaksa meninggalkan jerman untuk dapt suasana yang lebih libaral di Paris. Di Paris ia bergualat dengan gagasan Hegel dan pendukungnya, tetapi ia juga menghadapi dua kumpulan gagasan baru – sosialisme Prancis dan politik Ekonomi Inggris. Dengan cara yang unik dia menggabungkan hegelian, sosialisme dan ekonomi politik yang kemudian menentuka orientasi intelektualnya. Hal yang sangat penting pula adalah pertemuannya dengan orang yang kemudian menjadi teman seumur hidupnya, donatur dan kolabolatornyayakni Fredrich Engels (Carver, 1983) Engels anak penguasa pabrik tekstil menjadi seorang sosialis yang mengkritik kondisis kehidupan yang di hadapi kelas buruh. Banyak di antara rasa kasihan Marx kesengsaraan kelas buruh berasal dari paparannya kepada Engels dan gagasannya sendiri. Tahun 1844 Marx dan Engels mengadakan diskusi panjang di sebuah Café terkenal di Paris dan meletakkan landasan kerja untuk bersahabat seumur hidup. Mengenai diskusi itu Engels berkata ”kesepakatan lengkap kami dalam dalam semua budang teori menjadi nyata….dan perjanjian kerja sama kami mulai sejak itu”(McLellan, 1993:131) di tahun berikutnya Engels menerbitkan karya the condition Of The Working Class in England. Selama periode itu Marx menerbitkan sejumlah karya yang sangat sukar di pahami (kebenyakan belum di terbitkan semasa hidupnya) termasuk the Holy Family dan The German ideology (di tulis bersama Engels)dan ia pun menulis the economic and philosophic manuscripts 1844 yang menandakan perhatiannya terhadap bidang ekonomi main meningkat.Meski Marx dan Engels mempunya orientasi teoritis yang sama, namun ada juga beberapa perbedaan di antara mereka. Marx cenderung menjadi seorang intelektual teoritis yang kurang teratur dan sangat berorientasi kepada keluarga. Engels adalah pemikir praktis, rapi dan pengusaha teratur dan orang yang tak percaya pada lembaga keluarga. Meski mereka berbeda, Marx dan Engels menempa kerja sama yang akrab sehingga mereka berkolabirasi menulis buku dan artikel dan bekerja sama dalam organisasi radikal, dan bahka Engels membantu membiayai Marx selama sisa hidupnya sehingga memungkinkan marx mencurahklan perhatiannya pada kegiatan intelektual dan politiknya.Meski ada asosiasi erat antara nama Marx dan Engels, namun Engels menjelaskan bahwa ia teman junior;Marx mampu berkarya sangat baik tanpa aku. Aku tidak pernah mencapai prestasi seperti yang di capai Marx. Pemahaman Marx lebih tinggi, pengalamannya lebih jauh dan pandangannya lebih luas serta cepat ketimbang aku. Marx adlah jenius(Engels, di kutip dalam McLellan,1973;131-132)Banyak yang percaya bahwa Engels gagal memahami berbagai seluk beluk Marx. Setelah Marx meninggal, Engels menjadi juru bicara utama bagi teori marxian dan dalam berbagai cara menyimpangkan dan terlalu menyerderhanakannya, meski ia tetap setia terhadap perspektif politik yang ia tempa bersama Marx.Karena beberapa tulisannya telah menggangu pemerintahan prusia, pemerintah perancis(atas permohonan prusia)mengusir Marx tahun 1845 dan karenanya Marx pindah ke Brussel. Radikelismenya meninggkat dan ia menjadi anggota aktif di bidang gerakan revolusioner internasional. Ia pun bergabung dengan liga komunis dan bersama Engels diminta menulis anggaran dasar liga itu, hasilnya adalah manifestor komunis 1848, sebuah karya besar yang di tandai oleh slogan-slogan politik yang termasyur (misalnya ‘kaum burh seluruh dunia bersatulah’!!).Tahun 1849 ia pindah ke london dan, mengingat kegagalan revolusi politik tahun 1848, ia menarik diri dari aktivitas revolusioner dan beralis ke kegiatan rsiset yang lebih rinci tentang peran sistem ka[pitalis. Study ini akhirnya menghasilkan tiga jilid buku das kapital.jilid pertama di terbitkan tahun 1867; kedua jilid yang lainya di terbitkan sesudah ia meninggal. Selama riset dan menulis itu ia hidup dalam kemiskinan, membiayai hidupnya secara sederhana dari honorarium tulisannya dan bantuan dana dari Engels. Tahun 1864 Marx terlibat kembali dalam kegiatan politik, bergabung dengan ‘The Internasional’, sebuah gerakan buruh internasio nal. Ia segera menonjol dalam gerakan itu dan mencurahkan perhatian selama beberapa tahun untuk gerakan itu. Ia mulai mendapat popularitas, baik sebagai pimpinan internasional maupun sebagai penulis des kapital. Perpecahan gerakan internasional tahun 1876, kegagalan dari berbagai gerakan revolusioner dan penyakit – penyakit, akhirnya membuat Marx ambruk. Istrinya wafat tahun 1881 dan anak perempuannya tahun 1882 dan Marx sendiri wafat di tahun 1883.

B. Karya
1.
The German Ideology,
2.
The Poverty of Philosophy (1847),
3. kemukannya The Eighteenth Brumaire of Louis Bonaparte ( 1852 )


· JOHN DEWEY
Dewey dilahirkan di Burlington Vermont pada tanggal 20 Oktober 1859, dari keluarga yang rendah hati. Dia lulus dari University Vermont (Phi Beta Kappa) di 1879. Setelah tiga tahun sebagai guru sekolah menengah di kota Pennsylvania, ia memutuskan bahwa ia tidak cocok di dunia pendidikan sekunder atau utama.
John Dewey, dari golongan Progesif Amerika, menyatakan bahwa masyarakat demokratis adalah yang paling bermoral, paling masuk akal, dan paling cocok untuk dunia modern. Lebih terlihat sebagai seorang pragmatis ketimbang utopis, pandangan dan gagasan Dewey masih relevan dan bergema satu abad kemudian. Dalam Democracy and Education, Dewey melihat komunitas terbangun dari ikatan-ikatan (commonalities) yang secara rumit saling terkait melalui komunikasi. Dewey mengamati bahwa masyarakat tidak terus ada karena penyebaran, karena komunikasi, tetapi cukup layak jika dikatakan bahwa masyarakat terwujud dalam komunikasi. Ikatan-ikatan, dalam bentuk seperi tujuan, kepercayaan, dan pengetahuan adalah keharusan bagi terbentuknya komunitas, dan terbangun melalui komunikasi. Dalam konsepsi Dewey, komunikasi dan cara-cara di mana komunikasi dilakukan adalah krusial bagi pembentukan komunitas, dan kita bisa menyimpulkan juga bahwa kualitas komunikasi menyatu. Istilah modal sosial yang diajukan Putnam (2001) tampaknya searti dengan bentuk hubungan yang inheren dalam konsepsi Dewey tentang komunitas. Menurut Putnam, modal sosial merujuk pada hubungan antar individu-individu—jaringan sosial dan norma timbal-balik serta saling percaya yang tumbuh di antara mereka. Ini adalah definisi modal sosial yang saya pakai ketika merujuk kepada runtuhnya dan pemulihan kembali komunitas di Indonesia. Gagasan kunci Putnam dalam hal modal sosial adalah gagasan ketimbalbalikan, sebuah gagasan yang terkait dengan gagasan tentang partisipasi.Gagasan Dewey tentang komunitas juga menyangkut partisipasi. Tatkala individu-individu berkerja sama, memasuki aktifitas orang lain” dan [mengambil] peran dalam upaya bersama dan kerja sama maka mereka sedang berpartisipasi dalam pengembangan komunitas. Dewey melihat komponen partisipatif dalam komunitas sebagai hal yang esensial, kalau tidak, hal seperti komunitas menjadi tidak mungkin ada. Jika kita melihat hancurnya ikatan komunitas di Maluku, segregasi sosial berdasarkan afiliasi relijius telah mendorong berakhirnya bentuk-bentuk partisipasi bersama (co-participation). Seperti yang akan kita lihat tatkala membahas kasus desa Idamdehe nanti, gagasan partisipasi inilah yang betul-betul sangat penting dalam pemulihan kembali komunitas.Dewey berpendapat bahwa peran interaksi tatap muka dalam pembentukan komunitas tidak bisa digantikan. Ia mengamati bahwa komunitas, “dalam pengertian yang paling mendalam dan kaya harus selalu menyangkut hubungan tatap muka dan ia menemukan bahwa komunitas lokal adalah yang paling signifikan di antara komunitas-komunitas lain. Meski karya ini ditulis tatkala bentuk-bentuk komunikasi berperantara via media (mediated communications) baru mulai menampakkan pengaruhnya pada masyarakat Amerika, kita menemukan pentingnya membahas hal ini lebih jauh dewasa ini. Di tengah perkembangan teknologi dan komunikasi berperantara, Dewey membayangkan bahwa akibat yang mereka [teknologi dan komunikasi berperantara] timbulkan terhadap hubungan tatap muka sungguh besar dan terus-menerus, sehingga tidak berlebihan untuk menyebut adanya zaman baru hubungan manusia.’ Masyarakat Agung (Great Society) yang ditimbulkan oleh mesin uap dan listrik mungkin membentuk masyarakat, tetapi bukanlah membentuk komunitas. Terlihat bahwa Dwey menganggap bahwa kekuatan komunitas pada tingkat yang paling dasar terletak pada hubungan interpersonal. Karenanya, kita bisa melanjutkan pendapat ini dengan mengatakan bahwa seiring melemahnya hubungan (komunikasi) interpersonal, kemampuan sebuah komunitas untuk melanggengkan dirinya juga berkurang.
Dewey adalah salah satu dari pendiri-pendiri dari The New School untuk Social Research. tulisan paling penting Dewey adalah" Konsep busur refleks di dalam Psikologi" ( 1896), satu kritik dari satu standard konsep psikologis dan basis dari semua nya pekerjaan lebih lanjut; Sifat manusia dan Melakukan (1922), satu studi peran dari kebiasaan di dalam tingkah laku manusia. Dewey wafat tahun 1952

Karya :
- Educational progressivism

·
JURGEN HEBERMAS
A.BiografiHebermas adalah seorang pemikir sosial byang sangt penting di dunia dewasa ini. Lahir di Dusseldorf, jerman 18 juni 1929 dari keluarga kelas menengah yang agak tradisional. Ayahnya pernah menjabat direktur kamar dagang. Ketika berusia belasan tahun, selama perang dunia II Hebermas sangat di pengaruhi oleh perang itu. Berakhirnya perang menimbulkan harapan dan peluang baru pemuda jerman, termasuk Hebermas. Hancurnya nazisme menimbulkan optimisme mengenai masa depan jerman. Namun Hebermas kecewa karena hampir tak ada kemajuan yang berarti di tahun-tahun permulaan sesudah perang. Dengan berakhirnya kekuasaan nazi, semua jenis peluang intelektual, dan buku-buku yang semula di larang di baca kini boleh di baca dan tersedia buat Hebermas. Termasuk literatur barat dan jerman maupun risalah yang di tulis oleh Marx dan Engels. Antara tahun 1949 dan 1954 Hebermas mempelajari berbagai topik (antara filsafat, psikologi, kesustraan jerman) di Gottingen, Zurich, dan Boonn. Namun, tak seorang gurupun di tempat Hebermas sekolah itu yang benar-benar terkenal dan kebanyakan mereka mendukung nazi secara terang – terangan atau hanya melanjutkan pelaksanaan tanggung jawab akademis mereka di bawah rezim nazi sebelumnya. Hebermas mendapatkan gelar doktor dari universitas Bonn tahun 1954 dan serlama dua tahun bekerja sebagai jurnalis.tahun 1956 Hebermas tiba di The Institute For Social Riset di Frangfurt da n bergabung dengan aliran Frangfurt. Ia sebenarnya menjadi asisten riset dari Theodor Adorno, anggota aliran Frangfurt yang sangat terkenal (Wiggershaus, 1994). Meski aliran Frangfurt sering di anggap mengembangkan aliran pikiran yang sangt berhubungan secara logis, pandangan Hebermas tak seperti itu.Menurut saya, tak pernah ada teori yang konsistens, Adorno pernah menulis esai kritis tentang kultur dan juga memberikan seminar tentang Hegel. Ia memberika latar belakang Marxis tertentu.(Wiggershaus, 1994;2)Meski bergabung dengan The Institute For Social Riset, sedari awal Hebermas telah menunjukkan orientasi intelektual yang bebas. Artikel yang di tulis tahun 1957 menyebapkan Hebermas terlibat persoalan dengan Max Hokheimer, pimpinan institut itu. Hebermas mendesak pemikiran kritis dan tindakan praktis, terhadap Max Hokheimer takut terhadap pendirian seperti itu dapat membahanyakan pendanaan institut secara umum. Hokheimer berkata tenatang Hebermas , “ia agaknya mempunyai karir yang baik atau bahkan cemerlang sebagai penulis di masa depan, tetapi ia akan hanya menyebapkan kerusakan besar terhadap institut”(di kutip dalam Wiggershaus, 1994;555). Artikel itu akhirnya di terbitkan juga, tetapi tidak dengan bantuan institut dan sebenarnya tidak merujuk ke institut. Akhirnya, Hokheimermenghadapi kondisi yang sulit berkenaan dengan karnya Hebermas ini dan kemudian mengundurkan diri dari jabatannya.Tahun 1961 ia menyelesaikan disertasi keduanya yang di wajibkan oleh Universitas Marburg. Setelah menerbitkan sejumlah karnya terkenal, dia di rekomondasikan sebagai Profesor filsafat di univesitas Heidelberg bahkan sebelum menyelesaikan disertasi keduanya. Oa tetapi di Heidelberg hingga tahun 1964 dan kemudian pindah ke universitas Frangfurt sebagai profesor filsafat dan sosiologi. Dari 1971 hinnga 1981 ia menjadi direktur institut Max Planck. Ia kembali ke universitas Frangfurt sebagai profesor filsafat dan tahun 1994 ia menjadi profesor pensiun di universitas itu. Hebermas telah menerima sejumlah penghargaan akademis bergengsi dan menerima gelar profesor kehormatan dari sejumlah universitas.Selama beberapa tahun, Hebermas menjadi pemikir neo-marxis paling terkenal di dunia. Namun, sesudah itu karyanaya di perluasnya sehingga meliputi berbagai masukan teoritis yang berbeda. Ia tetap optimis terhadap masa depan kehidupan modern. Dengan optimismenya itulah ia menulis tentang modernitas sebagai proyek yang belum selesai itu. Sementara Marx memusatkan perhatian pada pekerjaan dan tenaga kerja, Hebermas terutama memusatkan perhatian pada masalah komunikasi yang di anggap sebagai proses yang lebih umum ketimbang pekerjaan. Sementara Marx memusatskan perhatian pada distortif dari struktur masyarakat kapitalis tershadap pekerjaan, Hebermas memusatkan perhatian pada cara struktur masyarakat modern mendistorsi komunikasi. Sementara Marx membanyangkan kehidupan masa depan di tandai oleh pekerjaan penuh dan tenaga kerja kreatif, Hebermas membayangkan masyarakat masa depan di tandai dengan komunikasi bebas dan terbuka. Dengan demikian terdap kesamaan yang mengagetkan antara Marx dan Hebermas. Kesamaan paling umu adalah bahwa keduanya adalah pemikir modernitas yang yakin bahwa di masa hidup mereka , proyek moderinitas belim selesai (terciptanya pekerjaan penuh dan kreatif menurut Marx dan terciptanya komunikasi bebas dan terbuka menurut Hebermas).keduanya berkenyakinan bahwa di masa depan proyek modernitas ini akan selesaiKomitmen terhadap modernitas dan kenyakinan terhadap masa depan inilah yang menjauhkan Hebermas dari kebanyakan pemikiran kontemporer terkenal lain seperti Jean Baudrillard dan pakar post modern lainnya. Sementara pakar post modern ini sering terdorong ke arah nihilisme, Hebermas terus yakin dengan proyek jangka panjangnya(modernitas). Begitu pula, sementar apemikir post modern lain (misalnya Lyotard)menolak kemungkinan penciptaan teori agung (grand theory), Hebermas tetap bekerja berdasarkan dan menyokong teori agung paling terkemuka dalam teori sosial modern. Banyak resiko yang di hadapi oleh Hebermas dalam berjuang melawan pemikiran post modern. Bila mereka menang, Hebermas mungkin di pandang sebagai pemikir modernitas besar terakhir. Bila Hebermas (dan penyokongnya) yang tampil sebagai pemenang, ia mungkin akan di pandang sebagai “juru selamat”proyek modernitas dan teori agung dalam ilmu social
Karya :
1. Communicative rationality
2. Discourse ethics
3. Deliberative democracy
4. Universal pragmatics

KARAKTERISTIK RADIO


KARAKTERISTIK RADIO

a) Radio Makes Pictures

Rich of Imagination
Radio kaya dengan imajinasi pendengarnya akan penyiar ataupun materi siarannya. Produksi radio yang hanya berupa suara tanpa gambar, justru mampu menciptakan ‘imajinasi’ yang sering membuat pendengar penasaran. contohnya, ketika mendengar suara penyiar, di benak pendengar akan mucul imajinasi tentang sosok sang penyiar sesuai dengan batasan fantasi si pendengar dengan mengolah karakter suara penyiar tersebut.

Theatre of Mind
Radio membuat pendengar membayangkan seolah-olah apa yang didengarnya itu benar-benar terjadi dalam imajenasi mereka. dengan warna bunyi tertentu, intonasi dan aksentuasi dalam teknik announcing mampu membawa imajinasi pendengar untuk mengidentifikasi suasana dan situasi berdasarkan suara yang didengarnya. Secara harfiah, theater of mind berarti ruang bioskop di dalam pikiran. Radio mampu menggugah imajinasi pendengarnya, dengan suara, musik, vokal atau bunyi-bunyian. Imajinasi yang muncul di benak pendengar muncul seketika dan membangun sebuah ruang bioskop yang berbeda-beda di setiap kepala, meski materi yang disampaikan sebuah radio sama. Pendengar punya latar belakang, pengalaman yang beragam. Imajinasi akan tergantung dari latar belakang dan pengalaman tersebut.. Imajinasi ini akan semakin kaya, dengan kepandaian sebuah radio meramu dan meracik suara, musik, vokal dan bunyi-bunyian, menjadi harmoni yang indah. Media massa lain, tidak punya kemampuan sehebat radio dalam memancing imajinasi audiens.


b) Radio Speaks to millions
Pendengar Potensial
Pendengar Aktual
Pesan bersifat umum

Sebagai media komunikasi massa radio didengar oleh banyak khalayak yang tersebar di berbagai tempat.

c) The speed of radio
Immediacy
Now
Fleksibel

Pesan yang disampaikan radio sangat cepat jika dibandingkan dengan koran dan TV . Ketika pesan disiarkan, maka ketika itu juga pesan dapat didengarkan oleh pendengar. Radio selalu menjadi yang pertama dalam menjangkau khalayak dan menjadi media tercepat dalam menyampaikan berita.

d) Radio has no boundaries
Kecuali aturan frekuensi dan area
Lokal

Kecuali dalam hal area dan frekuensi radio tidak memunyai batasan, siapapun boleh mendengarkan, kapanpun dan dimanapun.. Radio dapat menjangkau hampir seluruh warga negara dalam masyarakat, setiap waktu, gi setiap tempat, dan melibatkan siapa saja (bahkan orang buta huruf).

e) The simplicity of radio
Tidak rumit pengoperasiannya
Pesannya: bahasanya sesederhana mungkin(Short and simple) dan easy listening, alur logika tidak rumit.
Pesawat radio mudah dibawa.

f) Radio is cheap
Dari sisi Pengelola
Dari sisi Khalayak
Radio adalah media elektronik termurah, baik pemancar maupun penerimanya. Ini berarti terdapat ruang untuk lebih banyak stasiun radio dan lebih banyak pesawat penerima dalam sebuah perekonomian nasional. Dibandingkan dengan media lain, biaya yang rendah sama artinya dengan akses kepada pendengar yang lebih besar dan jangkauan lebih luas kepada kaum minoritas. Jadi, radio termasuk media yang tidak mahal. Hal ini memungkinkan lebih banyak pengulangan ‘reach’, frekuensi dan kesempatan mendengar lebih tinggi, dan itu semua membuat benyak iklan yang masuk. Selain itu untuk dapat mendengarkan siaran radio tidak diperlukan biaya yang mahal, harga pesawat radio dewasa ini juga semakin terjangkau dan kita tidak perlu membayar lagi untuk mendengarkan siaran radio.


g) Radio as background
Pendengar radio tidak tetap di depan layar, seperti halnya menonton televisi. Ini berarti mendengar radio dapat dilakukan sembari melakukan hal-hal lainnya, berpindah tempat, tetapi tetap dengan konsentrasi tinggi. Ini berarti lebih banyak waktu yang dapat dihabiskan untuk mendengarkan sementara pekerjaan-pekerjaan lain diselesaikan. Ini juga berarti bahwa makin banyak pendengar dijangkau sementara mereka bekerja.

h) Radio is selective
Pesan yang akan disampaikan pada pendengar dipilihkan
Otoriter!!

Dalam menyampaikan pesannya, radio bersikap otoriter karena merupakan komunikasi searah. Artinya pendengar tidak bisa memilih jenis siaran tertentu pada satu stasiun radio ( acara sudah diatur berdasarkan urutan waktu). Namun program yang disiarkan merupakan progam yang sudah dipilihkan untuk pendengarnya.

i) Radio lacks space
Luasnya ruang di surat kabar tidak sama dengan durasi waktu di radio. Radio hanya sekilas dengar, pesan yang terlewatkan tidak akan bisa diulang kembali. Hal ini yang mengharuskan pesan di radio di kemas dengan bahasa yang sederhana dan menarik.

j) The personality of radio
Hampir setiap radio punya kelompok pendengar. Istilah kerennya fans club. Sebaliknya, sangat jarang ada koran atau tv, yang punya fans club. Jarang juga kita dengar ada acara off air atau copy darat atau jumpa fans antara presenter televisi atau pengelola media cetak dengan pemirsa/pembacanya. Tetapi hapir semua radio, melakukan hal itu secara rutin.
Pendengar radio juga seringkali terobsesi dengan penyiar kesayangannya. Pokoknya, ngefans berat. Kapanpun si suara emas siaran, sang pendengar setia ini akan menyimaknya, dengan imajinasi seolah-olah si dia ganteng banget atau cantik sekali. “Suaranya empuk dan merdu sekali. Pasti wajahnya pun demikian”, begitu pikir mereka. Padahal, seringkali terjadi yang sebaliknya. Hal itu menunjukkan bahwa pendengar punya kedekatan emosional dengan radio yang disimaknya. Sehingga, mereka sangat percaya dengan radio tersebut. Apapun yang dilakukan oleh radio itu, akan diikutinya.Apapun yang diinformasikan oleh radio favoritnya, pasti dipercayainya. Sifat personal semacam inilah yang tidak dimiliki oleh media selain radio. Mana ada pembaca yang ngefans berat dengan seorang wartawan? Jarang pula, ada penonton yang tergila-gila dengan pembaca berita/presenter, seperti kepada penyiar radio? Jarang juga ada pemirsa televisi yang rutin mengirim kue untuk penyiar kesayangannya, suatu hal yang lumrah terjadi di radio. Sifat personal ini didukung pula oleh kemudahan pendengar berinteraksi dengan penyiarnya. Mereka bisa setiap saat berkomunikasi dengan surat, kartu pos, sms atau telepon. Dan langsung diudarakan. Rasanya, hmm… seakan-akan melayang di udara.Maka, ketika Anda memanfaatkan radio untuk bisnis Anda, jangan sampai lupa sifat personal radio. Pendengar sudah punya hubungan yang erat dengan radio tersebut secara personal, mungkin sangat emosional. Seorang pendengar akan hafal nama-nama penyiar, kebiasaan mereka, kapan mereka siaran dsb. Manfaatkanlah unsur kedekatan itu, dengan muatan yang sesuai. Selain itu, radio juga memiliki cirri khas masing- masing untuk menarik hati pendengar. Ciri khas itu bisa jadi mewakili karakter masyarakat dengarnya.

k) Radio has music

Tak ada radio yang bisa lepas dari musik. setiap radio selalu memutar dan mengikutsertakan musik dalam program siarannya. Sekalipun radio “Elshinta” yang bertemakan News and Talk juga menggunakan musik sebagai opening jingle ataupun closing jingle dalam program siaran mereka. Karena, musik adalah salah satu kekuatan radio selain sound efect dan kata-kata.

l) Radio for individual
Person to person
Akrab
Pesan yang disiarkan oleh radio didengarkan khalayak ramai. Meskipun demikian radio mempunyai karakteristik sendiri, yaitu radio akrab di telinga dan di hati pendengarnya. Maka bagi setiap penyiar diharuskan menyapa pendengarnya dengan kata ganti orang kedua tunggal ( kamu, loe, anda, dsb.), agar pendengar merasa akrab dengan si penyiar dan stasiun radio yang bersangkutan. Karena pendengar merasa penyiar tersebut

komunikasi massa

KOMUNIKASI MASSA
Suatu Pengantar


PENDAHULUAN
Tidak ada orang yang bisa lepas dari terpaan media massa. Komunikasi massa dengan berbagai bentuknya, senantiasa menerpa manusia , dan manusia senantiasa menerpakan dirinya kepada media massa. Ada enam unsur dalam komunikasi : (1) Komunikator (penyampai pesan); (2) Pesan; (3) Media; (4) Komunikan (penerima pesa); (5) Efek; (6) Umpan balik.
Karakteristik komunikasi antarpersona sebagai suatu proses adalah komunikator dan kominikannya tatap muka (face to face communication) di antara mereka terjadi saling berbagi ide, informasi, dan berbagi sikap.

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI MASSA
1). Bitter : Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.
2). Gerbner : Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
3). Maletzke : Komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.
4). Freidson : Komunikasi massa dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat.
5). Wright : Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dibedakan dari corak-corak yang lama kerena memiliki karakteristik utama sebagai berikut : diarahkan pada khalayak yang relative lebih besar, heterogen dan anonim, pesan disampaikan secara terbuka , seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas ; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks, yang melibatkan biaya besar.
6). Severin & Tankard : Komunikasi massa adalah sebagian ketrampilan, sebagian seni dan sebagaian ilmu.
7). Josep A. DeVito mengemukakan definisi komunikasi massa dalam dua item, yaitu : Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar bias banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan/atau visual.
8). Jallaludin Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa diatas menjadi : “ Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

B. KARAKTERISTIK KOMUNIKASI MASSA
Dari definisi komunikasi massa di atas dapat kita ketahui karakteristik komunikasi massa sebagai berikut :
Komunikator Terlembagakan
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi massa melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Misal dalam proses kerja seduah media catak seperti koran akan melibatkan banyak orang yang tergabung dalam suatu kesatuan atau lembaga.
Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak tidak untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karena itu pesannya bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini, yang penting memenuhi kriteria penting atau menarik.
Komunikannya Anonim Dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Maksudnya, komunikator dan komunikan tidak saling mengenal (anonim) dan komunikan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda (heterogen).

Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Pesan komunikasi massa dapat diterima oleh komunikannya secara serempak dan sama. Keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan yang terpisah (Effendi).
Kokmunikas Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Salah satu perinsipkomunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. Komunikasi massa lebih mengutamakan isi pesannya daripada hubungan komunikator dengan komunikannya.
Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kotak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikanpun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana terjadi dalam komunikasi antarpersona. Jadi, dalam hal ini komunikator tidak dapat memberikan feedback secara langsung kepada komunikannya.
Stimulasi Alat Indra Terbatas
Dalam komunikasi massa stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Karena komunikator dan komunikan tidak dapat bertatap mata dan berbicara secara langsung. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra pendegaran dan indra penglihatan.
Umpan Balik Tertunda (Delayed ) Dan Tidak Langsung ( Indirect )
Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan komunikannya. Dalam komunikasi antarpersona umpan balik itu bersifat langsung (direct), atau segera (immediate). Sedangkan dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya.



C. PERANAN KOMUNIKASI MASSA
Seorang penyanyi, aktor dan aktris dapat mencuat kepermukaan dan dikenal oleh khalayak tak lain karena sentuhan dari komunikasi massa.
Menurut Dominick, fenomena terbentuknya selebritas di bidang keartisan atau pakar bidang politik, ekonomi, komunikasi, dan lainnya, tidak lepas dari peranan yang dimainkan komunikasi massa dalam kehidupan masyarakat. Melalui komunikasi massa kita menjadi tahu berbagai macam informasi.
Lebih jauh Dominick mengatakan bahwa dalam melihat fungsi dan kegunaan komunikasi massa, perlu dilakukan dua bentuk analisis, yaitu analisis makro (wide-angle lens) dan analisis mikro (close-up lens). Berbicara tentang wide-angle lens (sudut pandang yang luas) Gamble dan Gamble mengatakan, sejak lahir sampai meninggal, semua bentuk komunikasi memainkan peran dan menjadi bagian yang menyatu dalam kehidupan manusia.

D. FUNGSI KOMUNIKASI MASSA BAGI MASYARAKAT
Fungsi komunikasi massa menurut Dominick :
Surveillance ( pengawasan )
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama :
Ü Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan)
Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer.
Ü Instrumental surveillance (pengawasan instrumental)
Fungsi pengawasan instrumental adalah menyampaikan atau menyebarkan informasi yang mempunyai kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
Interpretation (penafsiran)
Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersona atau komunikasi kelompok.

Linkage (keterkaitan)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakt yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
Transmission of values ( penyebaran nilai )
Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu pada cara, di mana individu mengadopsi prilaku dan nilai kelompok.
Entertainmen ( hiburan )
Tidak dapat dipungkiri bahwa pada kenyataanya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Fungsi media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca barita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.

Semantara itu Effendi ( 1993 ) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah :
Fungsi Informasi
Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya.
Fungsi Pendidikan
Media massa merupakn sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan madia massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan- aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan atikel.
Fungsi Memengaruhi
Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk /editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan telavisi ataupun surat kabar.

Menurut Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia (1996), ada tiga masalah pokok yang harus diperhatikan dalam memahami fungsi-fungsi media massa. Pertama, setiap kali kita menghidupkan pesawat televisi, radio siaran, maupun membaca surat kabar, kita melakukannya karena alasan tertentu yang unik. Kedua, komunikasi massa menjalankan fungsi yang berbeda bagi setiap pemirsa secara individual. Ketiga, fungsi yang dijalankan komunikasi massa bagi sembarang orang yang berbeda dari satu waktu ke waktu yang lain.

Fungsi khusus komunikasi massa menurut Devito adalah :
1) Meyakinkan (to persuade)
Fungsi meyakinkan atau persuasi menurut Devito (1996) bisa datang dalam bentuk :
§ Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang.
§ Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang.
§ Menggerakkan seseorang untuk melakukun sesuatu.
§ Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu.
2) Menganugerahkan status
Penganugerahan status (status conferal) terjadi apabila berita yang disebarluaskan melaporkan kegiatan idividu-individu tertentu sehingga prestise (gengsi) mereka meningkat.
3) Membius (narcitization)
Salah satu fungsi media massa yang paling menarik dan paling banyak dilupakan adalah fungsi membiusnya (narcitization). Ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tindakan tertentu harus diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius dalam keadaan pasif, seakan-akan dalam pengaruh narkotik
4) Menciptakan rasa kebersatuan
Fungsi komunikasi massa yang tidak banyak disadari oleh kita semua adalah kemampuannya untuk membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok. Program di televisi, berita-berita di surat kabar telah membuat seseorang yang kesepian merasa menjadi anggota sebuah kelompok yang lebih besar setelah menerima pesan dari media massa.
5) Privatisasi
Privasi adalah kecenderungan bagi seseorang untuk menarik diri dari kelompok sosial dan mengucilkan diri ke dalam dunianya sendiri.



E. BAGAI MANA ORANG MENGGUNAKAN MEDIA MASSA
Sejumhlah peneliti mengklasifikasikan berbagai penggunaan dan kepuasan ke dalam empat katagori sistem :
ΠKognition ( kognisi /pengetahuan )
Kognisi yang mendasari tindakan seseorang untuk mengetahui sesuatu. Seseorang menggunakan media massa untuk memperoleh informasi tentang sesuatu, kemudian dia menggunakan media sebagai bagian dari kognisi.
Hasil suvei menunjukkan alasan orang menggunakan media : (1) Saya ingin mengamati apa yang sedang pemerintah kerjakan. (2) Saya ingin memahami apa yang terjadi di dunia, (3) Saya ingin mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh para pemimpin partai.
Alasan lain orang menggunakan media : (1) Saya ingin belajar bagaimana melakukun sesuatu, yang sebelumnya tak pernah dilakukan. (2) Saya ingin memuaskan rasa ingin tahu saya. (3) Media membuat saya ingin belajar lebih tentang sesuatu. (4) Media memberi saya ide-ide.
ΠDiversion (hiburan)
Kebutuhan dasar lainnya pada manusia adalah hiburan. Hiburan dapat diperoleh melalui beberapa bentuk yang dikemukakan para peneliti sebagai berikut : (1) Stimulation atau pencarian untuk mengurangi rasa bosan atau melepaskan diri dari kegiatan rutin. (2) Relaxation (santai) atau pelarian dari tekanan dan masalah. (3) Emotional release (pelepasan emosi) dari perasaan dan energi yang terpendam.
 Social utility ( kepentingan sosial)
Kebutuhan ini untuk memperkuat hubungan dengan keluarga, teman dan yang lainnya dalam masyarakat. Kebutuhan ini diperoleh melalui pembicaraan dan diskusi tentang sebuah program TV, film baru, atau program radio siaran yang baru.
Ž Withdrawal (pelarian)
Orang menggunaka media tidak hanya untuk tujuan santai, tetapi juga sebagai withdrawal (pelarian). Orang menggunakan media massa untuk mengatasi rintangan antar mereka dan orang lain, atau menghindari aktivitas lain.




SUMBER:
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2007 . Komunikasi Massa. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Kamis, 06 Maret 2008

duniaQ

A. PERLUNYA DUNIA PENYIARAN MEMPELAJARI ILMU JURNALISTIK
Pesatnya kemajuan media informasi dewasa ini cukup memberikan kemajuan yang signifikan. Media cetak maupun elektronik pun saling bersaing kecepatan sehingga tidak ayal bila si pemburu berita dituntut kreativitasnya dalam penyampaian informasi. Penguasaan dasar-dasar pengetahuan jurnalistik merupakan modal yang amat penting manakala kita terjun di dunia ini. Keberadaan media tidak lagi sebatas penyampai informasi yang aktual kepada masyarakat, tapi media juga mempunyai tanggung jawab yang berat dalam menampilkan fakta-fakta untuk selalu bertindak objektif dalam setiap pemberitaannya. Dunia penyiaran perlu mempelajari ilmu jurnalistik supaya pesan yang disampaikan menarik dan dapat diterima khalayak secara efektif. Karena dunia penyiaran adalah dunia yang membutuhkan sentuhan seni dalam setiap elemennya, seperti seni mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan pesan berupa informasi, berita maupun hiburan. Karena hal ini akan berimplikasi dengan jumlah pendengar, ratting, dan akhirnya akan mempengaruhi jumlah iklan yang masuk. Itu yang membuat dunia ini rawan akan pembiasan bahkan pengaburan informasi. Maka idealisme harus tetap jadi prioritas utama sebagi pelayanan terhadap masyarakat.

B. DEVINISI JURNALISME
Menurut Kris Budiman, jurnalistik (journalistiek, Belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada masyarakat. Sebelumnya, jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Dewasa ini pengertian tersebut tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, dsb., namun meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi. Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik cetak (print journalism), elektronik (electronic journalism). Akhir-akhir ini juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung (online journalism; 2008).
Jurnalistik atau journalisme berasal dari perkataan journal, artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti suratkabar. Journal berasal dari perkataan Latin diurnalis, artinya harian atau tiap hari. Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik. (Hikmat Kusumaningrat; 2005)
Journalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa ( MacDougall; 1972 ).
Dari segi etimologi jurnalistik dapat diartikan sebagai suatu karya seni dalam membuat catatan tentang peristiwa sehai-hari, karya mana memiliki nilai keindahan yang dapat menarik perhatian khalayaknya sehingga dapat dinikmati dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya. (Kustadi Suhandang; 2004 )
Jurnalistik adalah seni dan ketrampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan prilaku khalayaknya sesuai dengan kehendak para jurnalisnya. ( Kustadi suhandang; 2004 )

C. SEJARAH JURNALISME
Pada awalnya,komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa
terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg.
Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit. Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia. Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi jurnalisme. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilah Televisi Republik Indonesia muncul dengan teknologi layar hitam putih. Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh kentara dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal inilah yang kemudian memunculkan Aliansi Jurnalis Indepen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna Galih, Jawa Barat. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara. Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi. Kegiatan jurnalisme diatur dengan Undang-Undang Penyiaran dan Kode Etik Jurnalistik yang dikeluarkan Dewan Pers.

D. SEMBILAN ELEMEN JURNALISME
Dalam buku The Elements of Journalism Bill Kovach dan Tom Rosenstiel merumuskan sembilan elemen jurnalisme. Kesimpulan ini didapat setelah Committee of Concerned Journalists mengadakan banyak diskusi dan wawancara yang melibatkan 1.200 wartawan dalam periode tiga tahun. Sembilan elemen jurnalisme itu adalah :
1). Journalism’s first obligation is to the truth. (kebenaran)
Kebenaran sangatlah relative, hal yang benar menurut golongan tertentu tidak selalu benar menyryt golongan yang lain. Dalam hal ini Kovach dan Rosenstiel menerangkan bahwa masyarakat butuh prosedur dan proses guna mendapatkan apa yang disebut kebenaran fungsional
2). Its first loyalty is to the citizens. (loyalitas)
Wartawan harus menempatkan loyalitasnya kepada masyarakat. Kovach dan Rosenstiel khawatir banyaknya wartawan yang mengurusi bisnis bisa mengaburkan misi media dalam melayani kepentingan masyarakat
3). Its essence is discipline of verification. (Disiplin dalam melakukan verifikasi)
Disiplin mampu membuat wartawan menyaring desas-desus, gosip, ingatan yang keliru, manipulasi, guna mendapatkan informasi yang akurat. Disiplin verifikasi inilah yang membedakan jurnalisme dengan hiburan, propaganda, fiksi atau seni.
4). Its practitioners must maintain an independence from those they cover.
(Independensi)
Wartawan boleh mengemukakan pendapatnya dalam kolom opini (tidak dalam berita). Mereka tetap dibilang wartawan walau menunjukkan sikapnya dengan jelas. Prinsipnya, wartawan harus bersikap independen terhadap orang-orang yang mereka liput. Jadi, semangat dan pikiran untuk bersikap independen ini lebih penting ketimbang netralitas. Namun wartawan yang beropini juga tetap harus menjaga akurasi dari data-datanya. Mereka harus tetap melakukan verifikasi, mengabdi pada kepentingan masyarakat, dan memenuhi berbagai ketentuan lain yang harus ditaati seorang wartawan.



5). It must serve as an independent monitor of power.
(Memantau kekuasaan dan menyambung lidah mereka yang tertindas)
Memantau kekuasaan bukan berarti melukai mereka yang hidupnya nyaman. Mungkin kalau dipakai istilah Indonesianya, “jangan cari gara-gara juga.” Memantau kekuasaan dilakukan dalam kerangka ikut menegakkan demokrasi.
Salah satu cara pemantauan ini adalah melakukan investigative reporting --sebuah jenis reportase di mana si wartawan berhasil menunjukkan siapa yang salah, siapa yang melakukan pelanggaran hukum, yang seharusnya jadi terdakwa, dalam suatu kejahatan publik yang sebelumnya dirahasiakan.
6). It must provide a forum for public criticism and compromise.
(Jurnalisme sebagai forum publik)
Ada beberapa suratkabar yang menjadikan ruang tamu mereka sebagai forum publik di mana orang-orang bisa datang, menyampaikan pendapatnya, kritik, dan sebagainya.
7). It must strive to make the significant interesting, and relevant.
(Jurnalisme harus memikat sekaligus relevan)
Memikat tidak berarti harus lucu, sensasional, menghibur, dan penuh tokoh selebritas. Relevan juga tidak identik dengan kering, angka-angka, dan membosankan.
8). It must keep the news comprehensive and proportional.
(Wartawan menjadikan beritanya proporsional dan komprehensif)
Proporsional serta komprehensif dalam jurnalisme dapat di lihat dari berita mana yang diangkat, mana yang penting, mana yang dijadikan berita utama.
9). Its practitioners must be allowed to exercise their personal conscience.
(Setiap wartawan harus mendengarkan hati nuraninya sendiri)
Dari ruang redaksi hingga ruang direksi, semua wartawan seyogyanya punya pertimbangan pribadi tentang etika dan tanggungjawab sosial.

E. TOKOH PENCETUS
§ Kovach. Thomas E. Patterson
Kovach memulai karirnya sebagai wartawan pada 1959 di sebuah suratkabar kecil sebelum bergabung dengan The New York Times, salah satu suratkabar terbaik di Amerika Serikat, dan membangun karirnya selama 18 tahun di sana.
Kovach mundur ketika ditawari jadi pemimpin redaksi harian Atlanta Journal-Constitution. Di bawah kepemimpinannya, harian ini berubah jadi suratkabar yang bermutu. Hanya dalam dua tahun, Kovach membuat harian ini mendapatkan dua Pulitzer Prize, penghargaan bergengsi dalam jurnalisme Amerika. Total dalam karirnya, Kovach menugaskan dan menyunting lima laporan yang mendapatkan Pulitzer Prize. Pada 1989-2000 Kovach jadi kurator Nieman Foundation for Journalism di Universitas Harvard yang tujuannya meningkatkan mutu jurnalisme.
§ Tom Rosenstiel
Tom Rosentiel adalah mantan wartawan harian The Los Angeles Times spesialis media dan jurnalisme. Kini sehari-harinya Rosenstiel menjalankan Committee of Concerned Journalists –sebuah organisasi di Washington D.C. yang kerjanya melakukan riset dan diskusi tentang media.

F). CNN
Cable Network News ( CNN ) adalah stasiun Televisi internasional. Selain CNN juga ada BBC World Service. CNN dapat di terima hampir di setiap negara termasuk indonesia. Namun untuk dapat menerima siaran CNN kita harus melakukan registrasi dan membayar dalm kala waktu yang ditentukan, karena CNN adalah TV kabel berlangganan.